Jakarta, NU Online
Program PBNU Shcolarship 2019 direspon positif oleh kalangan anak muda yang ingin melanjutkan pendidikannya di luar negeri. Hal itu bisa dilihat dari banyaknya peserta yang mengikuti seleksi beasiswa ke Al-Azhar Kairo, Mesir di PBNU.
Kautsar misalnya, Laki-laki usia 18 tahun ini merupakan salah satu alumni Pondok Pesantren Daarul Qur’an Tangerang-Banten tahun 2019. Sejak mendapat informasi ada penerimaan beasiswa ke Kairo, Mesir oleh PBNU beberapa hari yang lalu, pemilik nama lengkap Muhammad Al-Kautsar ini langsung bergegas mempersiapkan seluruh persyaratan yang diperlukan.
Saking gembiranya mendapatkan informasi itu, ia tidak peduli bagaimana situasinya, cita cita belajar di negeri piramid giza itu harus terwujud. Maklum, sejak belajar di SMP Daarul Qur’an, Kautsar memang ‘Ngebet’ sekali ingin belajar di Mesir.
“Saya ingin belajar di Mesir untuk menimba ilmu seluas-luasnya,” kata Kautsar saat ditemui NU Online disela-sela menunggu giliran tes lisan Seleksi Beasiswa PBNU Scholarship 2019 di Gedung PBNU Jakarta Pusat, Selasa (25/6).
Selain itu, anak dari pasangan Hery Darsono dan Meri Suryanti ini mengaku mulai intens belajar bahasa Arab. Tujuannya tentu agar memudahkan Kautsar ketika tes di PBNU sehingga harapannya kuliah di Mesir bisa terwujud.
Meski ia belum mengetahui hasil dari seleksi beasiswa PBNU Scholarship 2019 tersebut, ia optimisi usahanya itu tidak akan mengkhianati harapannya. Bagi dia, bahasa Arab sudah tidak asing lagi, karena setiap hari diterapkan di Pesantren.
Namun, ia menyadari luasnya ilmu bahasa Arab tidak mudah ditaklukan, butuh perjuangan keras agar bisa memahaminya secara utuh. Apalagi dialek bahasa Arab di Mesir berbeda dengan bahasa di negara Arab pada umumnya.
“Tapi insyaallah saya juga belajar Nahwu, Shorof jadi bisa mengetahui perubahan makna dan kata dalam bahasa Arab,” ucap pria asal Lampung ini.
Ia mengaku bersyukur, PBNU memberikan kesempatan kepada kalangan muda seperti dirinya. Program tersebut kata dia sangat membantu sekali apalagi bagi pelajar berprestasi yang tidak mampu.
Kautsar mendoakan agar PBNU istiqomah membantu masyarakat dalam berbagai bidang sehingga umat islam di Indonesia semakin mempnyai kesempatan besar menjadi orang hebat seperti yang lain.
Peserta lain, Ahmad Alfin, mengaku senang bisa mengikuti rangkaian PBNU Scholarship 2019. Selain berharap lulus, ia mencari jalan agar cita-cita belajar di luar negeri bsia terwujud. Bahkan, ia rela meninggalkan pekerjaanya untuk datang ke PBNU sejak satu hari yang lalu.
“Saya bersyukur bisa mengikuti kegiatan ini, dan saya yakin semua sudah ada jalannya, yang penting kita jalani dengan ikhlas. Terimakasih PBNU,” kata pemuda asal Cipasung, Tasikmalaya ini. (Abdul Rahman Ahdori/Fathoni)