Pekalongan, NU Online
Habib Luthfi bin Yahya mengatakan, dirinya sangat mengkhawatirkan terhadap perkembangan kondisi bangsa pada akhir-akhir ini. Pasalnya, disinyalir merosotnya rasa nasonalisme yang didukung oleh agama.
Jika kita memiliki rasa handarbeni terhadap republik ini, lanjutnya, sehelai rumput kering dan sebutir pasirpun selagi itu milik Indonesia, jangan sekali-kali untuk melangkahinya, apalagi yang basah dan rumput yang subur.
Hal tersebut disampaikan Rais 'Aam Idarah Aliyah Jamiyyah Ahlit Thariqah Al-Muktabarah An-Nahdliyyah (JATMAN) Habib Luthfi bin Yahya pada silaturahim ulama-umara, bersama TNI dan Polri di Pendopo Kabupaten Pekalongan, Sabtu (15/12).
"Upaya secara sistematis yang saat ini dilakukan oleh oknum-oknum merongrong dan mengacaukan Indonesia dengan memutarbalikkan fakta dan ini sangat berbahaya," ujarnya.
Dikatakan, mereka melakukan kekacauan melalui agama dengan cara membuat hoaks, para ulama dicari kelemahannya, dan jika hal ini berhasil, maka tinggal TNI dan Polri yang menjadi sasaran kemudian.
"Mereka akan terus membuat su'udzan antara angkatan, kemudian diadu domba dan dibenturkan, tentu kita tidak mau dan tidak rela, dan doa saya semoga hal ini tidak akan pernah terjadi," tandasnya.
Menurut Habib Luthfi yang juga Khodimul Maulid Kanzus Sholawat, benteng yang paling kokoh adalah persatuan dan kesatuan antar elemen bangsa. Hal itu diwujudkan dengan kegiatan di setiap peringatan maulidurrasul di Pekalongan, yaki 'Pawai Pajang Jimat' sebuah agenda untuk menyatukan seluruh elemen bangsa melalui kirab.
"Jika di lain tempat, pawai atau kirab selalu mengarak benda dan sejenisnya, tetapi di Pekalongan lain daripada yang lain, dan itulah pawai persatuan dan kesatuan dan itulah pawai yang paling ampuh di Indonesia," jelas Habib Luthfi.
Silaturahmi ulama-umara bersama TNI, dan Polri yang dihelat JATMAN merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Peringatan Maulidurrasul SAW tahun 1440 Hijriyah di Kota Pekalongan.
Tampak hadir dan memberikan ceramah Menteri Pertahanan (Menhan) RI Ryarmizard Ryacudu, Bupati Pekalongan, ribuan ulama thariqah, TNI dan Polri dari berbagai daerah di Indonesia. (Muiz)