Jember, NU Online
Kerinduan pada sosok Gus Dur semakin terasa akhir-akhir ini. Sebab, kepemimpinan Gus Dur sangat menyejukkan, sehingga diterima oleh semua golongan. Hal tersebut diungkapkan Menteri Sekretaris Negara era Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Bondan Gunawan saat menjadi nara sumber dalam Dialog Kebangsaan: Demokrasi Indonesia, Demokrasi Galau? di Gedung Kuliah Terpadu, IAIN Jember, Selasa (19/2).
Menurutnya, meski hanya tamatan pesantren dan tidak memiliki gelar akademik, Gus Dur mampu menjalankan tugasnya sebagai presiden dengan cukup elegan. Masalah yang timbul, tidak diselesaikan dengan kekuasannya tapi dengan nuraninya.
"Gus Dur menyejukkan. Orientasi kepemimpinannya demi kemaslahatan rakyat, bukan untuk kepentingan kelompok yang mendukungnya,” tuturnya.
Di bagian lain, pendiri dan ketua Forum Demokrasi (Fordem) itu menyinggung munculnya kegalauan dalam demokrasi.
Dikatakan Bondan, sejatinya tidak ada demokasi galau. Yang galau dan sengaja membikin galau adalah manusianya.
“Demokrasi menjadi kacau balau manakala demokrasi menjadi tujuan untuk mencari kekuasaan selama-lamanya,” tambah Bondan.
Penulis buku HARI-HARI TERAKHIR Bersama GUS DUR itu berharap agar kaum muda dapat meneladani sosok Gus Dur, negarawan yang selalu menghadirkan kesejukan. Sosok yang tidak memamfaatkan kekuasan yang digenggamnya untuk kepentingan rakyat. (Red: Aryudi AR).