Nasional

GP Ansor Bantah Klaim Bendera yang Dibakar Banser Itu Simbol Tauhid

Selasa, 23 Oktober 2018 | 14:15 WIB

Jakarta, NU Online
Ketua Umum GP Ansor H Yaqut Cholil Qoumas (Gus Yaqut) menanggapi klaim sepihak oleh segelintir orang bahwa bendera yang dibakar Banser sebagai simbol tauhid. Ia meyakini bahwa bendera yang dibakar oleh anggota Banser pada peringatan Hari Santri 2018 di Garut adalah simbol ormas terlarang HTI.

Gus Yaqut mengatakan bahwa kader Banser adalah pasukan terlatih dan terdidik yang syarat keanggotaannya adalah agama Islam. Menurutnya, anggota Banser tidak mungkin melecehkan lafal tauhid yang menjadi dasar atau prinsipnya dalam beragama Islam.

“Sebagian orang memainkan isu bahwa yang dibakar adalah bendera tauhid. Sementara bagi kami itu adalah bendera HTI. Perlawanan terhadap HTI dalam bentuk apa pun sudah tarikan nafas kami, yaitu menjaga negara ini dari setiap rongrongan,” kata Gus Yaqut kepada NU Online di Kantor PP GP Ansor, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Selasa (23/10) malam.

Menurutnya, penyebutan bendera yang dibakar oleh anggota Banser pada peringatan Hari Santri 2018 sebagai bendera tauhid adalah klaim sepihak oleh segelintir orang. Pada faktanya, isu ini bergulir dan diyakini oleh sebagian kecil masyarakat, bukan masyarakat umum.

“Saya tidak bilang ini adalah opini yang berkembang di masyarakat. Masyarakat yang mana? Artinya orang NU dan GP Ansor juga dong? Orang NU dan GP Ansor kan bagian dari masyarakat? Kita tidak bisa menyebut masyarakat yang mana yang menganggap itu sebagai bendera tauhid? Artinya ini klaim,” Gus Yaqut.

Kami, kata Gus Yaqut, juga masyarakat, tetapi kami tidak menyebut itu bendera tauhid. Yang jelas, itu bukan bendera tauhid.

Ia menunjukkan sejumlah bukti bahwa bender yang dibakar oleh anggota Banser pada peringatan Hari Santri 2018 adalah bendera HTI. Ia mengatakan bahwa banyak rekam jejak yang membuktikan bahwa itu adalah bendera HTI.

“Faktanya demikian. Banyak rekam jejaknya. Bahkan HTI dalam sidang pembubaran mereka soal Perppu Ormas tempo lalu mengakui bahwa bendera yang sekarang-sekarang ini disebut bendera tauhid adalah bendera HTI yang mereka sendiri sebut di persidangan. Lho kok sekarang mereka membantah sendiri?” kata Gus Yaqut.

Ia menyebut ketiadaan itikad baik dari pihak simpatisan HTI dalam memanipulasi kesadaran publik. Satu kesempatan mereka menyebut itu sebagai bendera al-liwa war rayah (bendera di masa Rasulullah). Tetapi ketika mereka membutuhkan klaim politik, mereka menyebut itu sebagai bendera HTI.

“Memang HTI tidak memiliki itikad baik terhadap negeri ini. Setiap upaya mengganti Indonesia dengan bentuk negara lain itu pasti dengan tegas kami lawan. Itu simpulannya,” kata Gus Yaqut. (Alhafiz K)


Terkait