Jakarta, NU Online
Direktur Nutizen Savic Ali mengatakan, konten-konten keislaman di dunia maya khususnya di Indonesia masih didominasi oleh oleh portal-portal yang cenderung mengarah pada radikalisme. Inilah yang menurutnya banyak dijadikan pemahaman sebagian orang yang kaku dalam beragama.
"Ini tantangan Indonesia di masa mendatang. Website-website ini akan menentukan wajah Indonesia ke depan," katanya didepan peserta Workshop Pencegahan Propaganda Radikal Terorisme didunia Maya Bersama OKP dan Ormas, Kamis (23/3) lalu di Hotel Millenium Jakarta.
Website yang mengarah pada radikalisme tersebut getol dalam mengimpor dan mengeksploitir berbagai macam isu baik lokal maupun internasional. Media tersebut banyak menanamkan pemikiran yang membuat seolah-olah Islam di Indonesia didzolimi sekaligus membangun semangat keagamaan masyarakat.
Padahal menurutnya, Islam di Indonesia sudah sangat kondusif, diperhatikan dan difasilitasi oleh pemerintah. "Setiap Kantor difasilitasi musholla dan masjid, penyelenggaraan Ibadah Haji dikelola dengan maksimal," tambah pria yang juga aktif sebagai Direktur NU Online ini.
Saat ini menurutnya, terjadi kontestasi pengaruh di dunia maya dimana golongan radikal terus berupaya menyerang dengan menyebarkan konten-konten kaku dalam menafsirkan ayat Al Quran. Tak cukup itu sosok dan tokoh yang cenderung pro terhadap kebhinekaan dan Islam kebangsaan juga disasar oleh kelompok ini.
Salah satu contohnya adalah banyak sekali fitnah dan rendahnya tabayun masyarakat terhadap tokoh-tokoh NU. "Kalau orang membaca dengan konsisten media media radikal ini maka hanya ada keburukan pada tokoh NU," kata Savic mencontohkan bagaimana tokoh-tokoh NU difitnah oleh kelompok yang tidak siap dengan kemajemukan.
Selain itu ketika sudah terwarnai oleh pemikiran kaku yang disebarkan oleh website ini, masyarakat akan sampai pada level tidak siap hidup dalam pluralisme di Indonesia. "Bisa saja nanti sampai pada pemikiran halal mencuri barang orang yang tidak sependapat dengan mereka," katanya.
Karena itu Savic mengajak kepada seluruh elemen masyarakat agar giat menyebarkan konten-konten damai, menyejukkan dan membangkitkan Islam Kebangsaan. Usaha ini akan menjadikan wajah Islam Indonesia di dunia maya penuh keramahan. (Muhammad Faizin/Fathoni)