Beijing, NU Online
Menteri Urusan Agama Republik Rakyat China (RRC), Wang Zou’an, 54 tahun, menyebut Indonesia sebagai negara muslim sangat penting di dunia. Bila China adalah negara berpenduduk terbesar di dunia, Indonesia adalah negara berpenduduk muslim terbesar di dunia.
<>
Penduduk Muslim China sendiri, yang menurut sensus terakhir berjumlah 21 jutaan, menurut Wang Zou’an, memeiliki peran penting dalam pembangunan China. Itulah sebabnya, Wang Zou’an mendukung penuh kerja sama lanjutan antara Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan China Islamic Association (CIA).
“Kalau ada kesulitan, sampaikan pada saya,” demikian pernyataan terakhir Menteri Urusan Agama Republik Rakyat China (RRC), Wang Zou’an, 54 tahun, saat menerima rombongan MUI di Beijing, ibukota RRC, Selasa siang, 22 Mei 2012. Kerja sama MUI dan CIA dalam skala besar telah dirintis pada September 2010, ketika sukses menggelar “China –Indonesia Islamic Cultural Expo and Art Show” di Jakarta.
“Sukses expo 2010 menjadi tonggak sejarah yang harus terus dikembangkan dan dijadikan preseden baik,” kata Wang Zou’an, yang menyelesaikan studi bidang filsafat dari Universitas Nanjing ini. Persahabatan Indonesia dan China, kata Wang Zou’an, bukan hanya antara pemerintah, tetapi juga sesama rakyat. “Peluang kerja sama masih luas,” kata Wang Zou’an. “Seperti bidang produk halal, pendidikan, dan kebudayaan.” Wang Zou’an berharap, kunjungan MUI ke China dapat menghasilkan beberapa kesepakatan bermanfaat dengan CIA.
Rombongan MUI diterima di ula kantor State Administration for Religious Affair yang merupakan bekas mansion tempat lahirnya Puyi (1906-1967), kaisar terakhir (The Last Emperor) China atau kaisar ke-12 dari Dinasti Qing. Rombongan dipimpin H. Amidhan Shaberah, Ketua MUI bidang produk halal. Turut hadir, Sekjen MUI, HM Ichwan Sam, Ketua MUI bidang Kerja Sama Internasional, KH Muhyidin Junaidi, Ketua MUI bidang Kerukunan Beragama, H Slamet Effendy Yusuf, Ketua MUI bidang Seni Budaya, KH Cholil Ridwan, Prof. Dr Utang Ranuwijaya (Ketua Komisi Kajian), Prof Dr Azyumardi Azra (Penasehat MUI, Direktur Pascasarjana UIN Jakarta), Prof Dr Huzaimah Tahido (Wakil Ketua Komisi Fatwa), dan sebagainya.
Acara diawali dengan sambutan selamat datang oleh Wang Zou’an. Dilanjutkan dengan perkenalan beberapa pejabat kementerian agama China yang hadir. Pimpinan CIA juga turut mendampingi. Dilanjutkan perkenalan delegasi Indonesia yang disampaikan H. Amidhan. Disusul pengantar rombongan tamu oleh KH. Muhyidin Junaidi. “Saudara muslim di China kami harapkan bisa menjalin kerja sama dengan muslim Indonesia,” kata Muhyidin. “Sebagai negara muslim terbesar, Indonesia siap bekerja sama dengan CIA untuk memberikan beasiwa, pelatihan dan saling berkunjung antara ulama dan intelektual kedua pihak,” alumus Universitas Islam Libya ini menambahkan.
Usai bertemu Menteri Agama China, rombongan dijamu makan siang di restoran muslim terkemuka, Kao Rou Ji, tak jauh dari kantor Kementerian Agama. Restoran yang dibangun sejak 1848, atau 164 tahun silam ini, menurut website www.tour-beijing.com merupakan restoran terbaik nomor dua di Beijing dan tempat barbekyu makanan halal utama di Beijing, dan tahun 2007, keahlian tekin bakar daging kambingnya diakui sebagai warisan budaya Beijing bukan-benda (intangible cultural heritage of Beijing).
Kantor Kemenag China dan restoran Kao Rou Ji berada di pinggir danau Houhai, di pusat Kota Beijing bagian utara. Danau Houhai merupakan bagian kawasan asri Shichahai, yang terdiri tiga danau saling bersambungan: Xihai, Houhai, dan Qianhai . Kawasan ini cukup kondang sebagai pusat wisata siang-malam, karena sekitar danau banyak terdapat hotel, restoran, bar, kafe, dan sepuluh kuil Tao dan Budha terkemuka, serta mansion beberapa keluarga kerajaan. Saat musim panas, wisatawan menyewa boat mengarungi danau. Ketika musim dingin, danau ini membatu jadi es, dan dijadikan tempat ice-skating. Website www.tour-beijing.com menyebut lokasi ini sebagai lokasi rangking pertama untuk outdoor ice-skating.
Redaktur: Mukafi Niam