Sidoarjo, NU Online
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama ( PP ISNU), Kholid Syeirazi, menyatakan bahwa tantangan Nahdlatul Ulama (NU) ke depan makin berat. Pasalnya, NU sebagai pengawal NKRI bisa berjaya, jika pemerintah mampu mengembangkan ekonomi. Saat ini banyak sektor ekonomi dikuasai kaum pemodal (kapitalisme).
"Bayangkan, 1 persen orang kaya bisa kuasai 50 persen. Indonesia, saat ini menduduki urutan ke-4 negara tertimpang di dunia. Di sinilah tantangan ISNU dengan pemikirannya, diharapkan dapat meluruskan kembali orientasi pembangunan sehingga kesenjangan ekonomi yang bisa mengancam keutuhan NKRI bisa dihindari," kata alumni pesantren Tambak Beras Jombang itu disela-sela pelantikan PC ISNU Sidoarjo, Selasa (28/3).
Ia menegaskan, NU sudah jelas garis perjuangannya dalam mempertahankan NKRI. Hubungan antara agama dan negara bagi NU sudah final, tidak perlu memperdebatkan. Saat ini, menurutnya, masih banyak pihak yang memperbincangkan konsep agama dan negara, tapi melupakan isinya.
"Saat ini banyak orang tidak tahu NU, termasuk orang NU sendiri. Kami mengajak seluruh komponen NU termasuk ISNU untuk meng-NU-kan orang NU. Jangan dikira kalau sudah tahlil, shalawat sudah NU. NU tidak sekadar amaliyah," tuturnya.
Kholid Syeirazi juga mengungkapkan, adanya kelompok-kelompok yang fikrah keagamaannya sama dengan NU, tetapi fikrah siyasah-nya tidak sama dengan NU. Oleh sebab itu, ia menekankan pentingnya garap energi dan pangan, karena sektor ini banyak dikuasai kalangan tertentu, dan tidak banyak generasi NU yang terlibat di dalamnya. (Moh Kholidun/Fathoni)