Jatiwangi, NU Online
Grup Band Slank melakukan dialog kebudayaan bersama Ki Ageng Ganjur dan Pengasuh Pondok Pesantren Al-Mizan, Desa Ciborelang, Kecamatan Jatiwangi, Jum’at (27/4). Tidak hanya itu, dialog juga berlangsung bersama para penggemar Slank, santri pondok pesantren, serta para anak didik dari mulai Madrsah Tsanawiyah (MTs) hingga Madrasah Aliyah (MA).
<>
“Ini merupakan upaya penghijauan di lingkungan Pondok Pesantren kami. Bukan hanya dilingkungan ini saja, melainkan Majalengka dan Indonesia agar semua lapisan masyarakat bisa lebih peduli terhadap lingkungan,” ujar Pimpinan Pondok Pesantren Al-Mizan, KH Maman Imanulhaq.
Maman mengatakan, dalam perjalanan spiritual grup band Slank bersama Ki Ageng Ganjur pihaknya merespon positif. Apalagi pesantren merupakan institusi yang strategis dalam realitas sosial masyarakat Indonesia. Pesantren saja tidak merupakan suatu lembaga pendidikan keagamaan, tetapi juga sekaligus merupakan suatu lembaga sosial yang menjadi rujukan masyarakat.
Hal ini dibuktikan dengan kemampuan pesantren untuk menggerakan dan mengendalikan masyarakat.
“Pesantren merupakan lembaga social yang memilki kohesifitas sosial dan jaringan yang amat luas. Selain itu, pesantren juga merupakan pusat pengembangan seni dan budaya masyarakat. Berbagai seni tradisional yang ada di masyarakat, bisa berkembang atas dukungan dan dorongan pesantren. Potensi pesantren sebagai pusat kesenian inilah yang nampaknya kian redup dan kurang mendapat perhatian yang memadai,” terangnya.
Maman juga penggemar Slank ini menambahkan, perjalanan spiritual merupakan suatu gelaran kebudayaan yang sarat dengan spirit religiusitas dan memiliki dimensi social yang kuat. Selain itu memiliki nilai strategis sebagai gerakan kebudayaan yang efektif untuk mensosialisasikan Islam yang ramah kepada masyarakat.
“Maka dari itu pihak kami sangat merespon positif dengan adanya terselenggaranya acara ini yang salah satunya singgah di pesantren kami.“
Sejak saat lalu, ada sebuah acara dimana sebelumnya sudah pernah diadakan dialog tentang semua agama di Indonesia yang berkumpul di pondok pesantren ini. Pada dasarnya kita semua bersama-sama bernaung dengan dasar negara kita yaitu Pancasila.
“Untuk itu, kedatangan Slank bersama Ki Ageng Ganjur dalam spiritualnya yang bernuansa musik religi ini tidak adanya alasan bahwa pihak kami sangat menerima kedatangan mereka. Ini merupakan kebanggan tersendiri bagi pondok pesantren Al-Mizan,” bebernya.
Dalam dialog tersebut, Al-Zastrouw (Ki Ageng Ganjur) berpesan kepada para santri, anak didik, hingga seluruh masyarakat untuk tidak lupa dengan arti dan makna kebudayaan. Dimana suatu masyarakat cinta dengan kebudayaan itu sendiri artinya harus ekstra. Ekstra dalam hal melestarikan budaya Indonesia.
“Ekstra juga harus mempunyai tekad yang baik dan cita-cita apa yang kita impikan pada masa yang akan datang. Dalam perjalanan tekad untuk meraih sebuah cita-cita tidak akan mungkin terwujud bila keduanya tidak diiringi dengan doa kepada Allah SWT dan kerja keras. Ini juga sama seperti misi Slank,” imbuhnya.
Vokalis Slank, Kaka mengungkapkan, perjalan tour ke beberapa kota di Nusantara merupakan perjalanan pembelajaran bagi personelnya dari dulu hingga saat ini.”Perjalanan ini sangat berharga bagi personel kami. Kami juga tidak mengenal gap atau batasan dalam bersosialisasi baik kebudayaan dan lain-lain. Namanya berbagi ya mau kemana saja. Baik itu dari kalangan remaja, anak muda, Slanker, dan juga orang tua sekalipun,” kata Kaka.
Hal senada juga diungkapkan Drumer Slank, Bimbim. Menurut dia, dalam melestarikan budaya baik itu music dan lain sebagainya harus dengan jasmani dan rohani yang kuat. Kuat juga termasuk akan membuat kita semua semakin kerja keras dalam melaksanakan hal apapun. Apalagi dijaman sekarang dimana dunia sudah sangat modernisasi.
“Dengan niat dan kerja keras yang paling utama harus dibarengi dengan doa. Maka dari itu insya Allah semua cita-cita akan terlaksana. Modernisasi dalam arti kita belajar zaman sekarang memang sangat mudah. Terbuktinya sebuah jaringan dunia maya atau internet kita bisa mengetahui semua yang kita mau. Akan tetapi, itu sebuah pembelajaran enggak baik kalau kita hanya mengandalkan alat modern saat ini. Seharusnya kita itu belajar dimulai dari kebudayaan Indonesia ini dengan kesungguhan niat dan jiwa yang kuat akan membuat kita semakin kerja keras dalam mencapai cita-cita yang pada akhirnya akan terwujud,” paparnya.
Ribuan Slanker Padati Lapangan
Dalam konser yang diselenggarakan di Lapangan Yonif 321 Galuh Taruna Majalengka,Jumat(27/4) ribuan Slenker memadati lapangan tersebut.
”Slank adalah figure yang sangat mengakar di hati masyarakat, terutama kawula muda yang hadir mengikuti shalat jumat ini sebagai seniman yang telah menjadi ikon gerakan lingkungan dan kebudayaan dia memiliki kekuatan yang efektif untuk membentuk gerakan social kebudayaan,” ujar KH Maman Imanulhaq.
Konser Slank tersebut juga bertepatan dengan HUT Yonif 321 Galuh Taruna. Untuk itu dengan memadukan pesantren dengan Slank serta Ki Ageng Ganjur, akan menjadi kekuatan besar untuk melakukan kampanye wawasan kebangsaan dan lingkungan, di tengah ancaman gerakan radikalisme dan terorisme, penghancuran lingkungan yang massive di tengah masyarakat.
“Atas dasar inilah dibuatlah suatu event acara Xtraligi perjalanan spiritual Slank dan Ki Ageng Ganjur ke pesantren. Ini adalah suatu event kebudayaan yang syarat dengan spirit religiusitas dan memiliki dimensi sosial yang kuat,” kata Letnan Kolonel Gatot Harubuana.
Meski kondisi dengan ditandai turunnya hujan, seluruh Slanker dan masyarakat yang hadir tetap semangat menyaksikan konser tersebut. Sayangnya sempat terjadi beberapa insiden yakni Slanker yang jatuh pingsan karena padatnya kerumunan penonton.
Redaktur: Mukafi Niam