Jakarta, NU Online
Perjuangan pasca-kemerdekaan Republik Indonesia menyisakan banyak persoalan, tak terkecuali dalam hal kemanusiaan dan kebudayaan. Sebab itu, kemerdekaan di antaranya ialah sejauh mana keberhasilan memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan.
Hal itu dikemukakan Budayawan Al-Zastrouw Ngatawi, Jumat (17/8) dalam merefleksikan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-73 RI. Menurutnya, spirit kemerdekaan ialah membebaskan sesama dengan kasih sayang dan empati.
“Spirit kemerdekaan adalah membebaskan sesama dengan penuh cinta kasih dan empati. Kemerdekaan adalah perjuangan menegakkan kemanusiaan,” ujar Zastrouw kepada NU Online.
Oleh sebab itu, menurutnya, menjaga dan mempertahankan kemerdekaan adalah kerja kebudayaan. Karena tanpa tercipta kebudayaan, buah kemerdekaan hanya berjalan di tempat tanpa kemajuan peradaban.
Dalam pandangan dosen Pascasarjana UNUSIA Jakarta ini, muara dari kemerdekaan ialah terwujud kesejahteraan terhadap seluruh masyarakat. Sebab itu, pemberian ruang dan kesempatan sangat penting agar kehidupan yang layak terwujud.
“Batas kemerdekaan adalah kerelaan untuk memberi ruang dan kesempatan pada sesama agar bisa hidup layak dan bahagia sejahtera,” tuturnya.
Saat mesih ada saudara yang sebangsa yang menderita, tandas Zastrouw, kesulitan mengekspresikan keyakinannya, dan tertinggal pendidikannya, maka sesungguhnya kemerdekaan masih harus terus diperjuangkan. (Fathoni)