Makassar, NU Online
NU Online menyempatkan silaturrahim dengan salah satu tokoh yang terlibat sebagai Ketua Panitia Lokal Pelaksanaan Muktamar ke-32 NU di Makassar, yakni Mochtar Noer Jaya yang sekarang ini menjadi mustasyar NU Sulsel (25/11) di kediamannya, di Perumahan Dosen UMI.
<>
Menurutnya muktamar NU ke depan panitia harus mempersiapkan lebih matang dan perangkat-perangkat sudah disiapkan. Muktamar di Makassar menurut sebagian tokoh NU di Sulsel terbilang sukses, tidak ada kendala teknis.
“Nah, ke depan penyelenggaraan Muktamar harus lebih sukses, baik yang menyangkut kenyamanan muktamirin dan keputusan yang dihasilkan jauh lebih baik dan lebih banyak aksi yang menyentuh masyarakat,” katanya.
Yang menjadi perhatiannya adalah banyak keputusan muktamar lalu yang kelihatannya belum banyak terealisasi atau belum menyentuh lapisan bawah warga Nahdliyin.
Ia menegaskan, NU akan menghadapi tantangan yang jauh lebih berat sehingga diharapkan keputusan-keputusan muktamar nantinya memihak warga Nahdliyin. “Jangan hanya ‘bersilat’ dalam satu forum muktamar, tetapi hasilnya tidak nampak bagi masyarakat,” tandasnya.
Ia berharap secara internal NU ke depan mesti memikirkan banyaknya sumber daya manusia NU yang belum terorganisir, Perguruan Tinggi NU mesti diperhatikan lebih jauh, bidang ekonomi, pertanian dan lainnya.
Mesti diakui penyelenggaraan muktamar untuk luar Jawa sangat strategis, namun untuk mengembalikan kebangkitan NU pada awal berdirinya, ia berpendapat Jombang sebagai salah satu pusat kaderisasi NU di awal berdirinya tepat untuk tepat menjadi lokasi muktamar.
“Saya setuju penyelenggaraan muktamar ke-33 dipusatkan di pesantren untuk mengembalikan muruah NU,” tambahnya.
Berharap muktamar ke depan jauh lebih baik, satu hal yang mesti diperhatikan yakni konsumsi tidak usah lagi memakai kupon, biar peserta dan masyarakat lebih nyaman. Di Makassar hal itu hal ini telah diterapkan.
“Di sisi lain figur-figur NU jangan ada lagi nuansa politik, pemimpin NU harus berani mengkritisi pemerintah jika salah dan memberikan solusi yang tepat.”
Ia menambahkan penyelenggaraan muktamar di Makassar banyak memberikan pengaruh, khususnya pergerakan NU di Sulsel. Saat ini di bawah kepemimpinan Rais Syuriyah Anregurutta KH Sanusi Baco dan Iskandar Idy sebagai ketua tanfidiziyah, sudah dilakukan gerakan dan penataan organisasi secara massif.
“Ghirah bagi lembaga/lajnah dan badan otonom bisa bangkit lagi, tinggal menjaga konsistensi untuk mengawal pergerakan NU di Sulsel.” (andy muhammad idris/mukafi niam)