"Selama ini Barat menilai Islam sebagai agama ekstrem yang gemar melakukan kejahatan seperti aksi terorisme," ujar Bellen pada diskusi panel khusus bertajuk Reinventing Subculture of Pesantren and Islamic Moderation pada gelaran Muktamar Pemikiran Santri Nusantara di Pesantren Krapyak Yogyakarta, Kamis (11/10).
Menurutnya, persepsi demikian dipengaruhi oleh sejumlah aksi terorisme yang dilakukan oleh golongan yang mengaku sebagai Islam.
Apalagi, lanjutnya, sejumlah negara Islam di Timur Tengah sampai saat ini terlibat konflik berkepanjangan yang seolah tak kunjung usai. "Ini makin meneguhkan persepsi mereka bahwa Islam agama yang keras," ujarnya.
Meski demikian, ia mengakui bahwa apa yang dilakukan Barat adalah sebuah generalisasi karena hal itu hanya dilakukan segelintir umat Islam. "Saya lama hidup di Indonesia dan merasakan keramahan orang-orang Islam di sini," tuturnya.