UNU Indonesia: Aqidah Aswaja Perkuat Persaudaraan Rumpun Melayu
Senin, 23 Mei 2016 | 01:30 WIB
Dalam rangka memperkuat paham aqidah Ahlussunah wal Jamaah (Aswaja), Universiti Tun Hussein Onn Malaysia mengadakan Seminar Serantau Pemantapan Aqidah Aswaja. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Ahad (22/5), di Aula Institute Aswaja Johor, Johor, Malaysia.
Narasumber dalam kegiatan ini adalah Mufti Johor Syekh Dawilah Al-Idrus (Institute Aswaja Johor), Afif Hasbullah (Rektor Unisda Lamongan), dan HM Mujib Qulyubi (Wakil Rektor UNU Indonesia).
Dalam paparan, Kiai Mujib menjelaskan pentingnya penguatan aqidah Aswaja, terutama bagi masyarakat rumpun Melayu. Karena, menurutnya, sesungguhnya Islam yang berkembang di rumpun Melayu memiliki kataristik yang sama.
“Ciri utama pengamalan Aswaja di Nusantara ini adalah selalu mengedepankan prinsip musyawarah, tawasuth (moderasi), tawazun (keseimbangan), dan ta'adul (proporsional, adil),” tegasnya.
Lebih lanjut, katib syuriah PBNU tersebut menuturkan, Islam Aswaja selalu mengedepankan dialog kultural, antikekerasan, dan tidak mudah menyalahkan orang lain, apalagi memvonis kafir orang lain. “Islam kita adalah Islam berkhas Nusantara, yang ramah, selalu menjadi rahmatan lil 'alamin,” jelas Mujib.
Untuk itu ia mengajak agar rumpun Islam melayu menjaga aqidah Aswaja. Karena aqidah Aswaja, katanya, adalah warisan ulama salafunas shalih, Wali Songo, yang teruji kebenarannya dari ratusan tahun lampau. Tentu menjaga aqidah Aswaja bukan sekadar dalam perkataan atau pemikiran. Tapi juga terimplementasi dalam etika hidup sehari-hari.
Penguatan ritual Aswaja, tambah Mujib, juga sangat penting dalam bentuk majelis dzikir, majelis maulid, majelis manaqib, dan majelis tahlil. Salah satunya dengan cara memaksukkan ajaran dan amaliyah aqidah Aswaja dalam dunia perguruan tinggi, seperti yang dilakukan STAINU Jakarta dan UNU Indonesia. (Red: Mahbib)