Jakarta, NU Online
Iran menyetujui tujuh kesepakatan soal aktivitas nuklir dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA). Salah satunya mencakup kecemasan Barat atas kemungkinan dimensi militer dalam program nuklir Teheran.
<>
Berdasarkan perjanjian, Ahad dengan IAEA, Teheran sepakat akan memberikan informasi soal detonator atau pemicu perangkat nuklir. Teheran juga menjanjikan informasi terbaru akan rencana pembentukan reaktor air berat. Iran nantinya mengizinkan pengawas IAEA mengakses tambang uranium serta fasilitas konsentrat uranium. Demikian dilaporkan oleh wall street journal.
Kesepakatan soal detonator merupakan langkah pertama Iran mengatasi kecurigaan Barat. Amerika Serikat (AS) dan sekutunya selama ini menuding Iran merancang program nuklir untuk kepentingan militer. Janji Iran ini relatif sederhana, namun menurut diplomat Barat langkah seperti ini sudah memadai dalam tahap perundingan seperti sekarang.
Bagaimanapun, beberapa hal yang menjadi sumber kecemasan Barat tetap terlarang bagi pengamat Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB). Contohnya Iran belum memperbarui akses bagi IAEA, badan otonomi di bawah PBB, ke situs militer di Prachin. Di tempat itu, aktivitas Iran dicurigai melibatkan bahan peledak yang sensitif.
Pejabat senior AS menyatakan masih ada sejumlah persoalan yang harus segera diselesaikan Iran, mengingat kemungkinan dimensi militer dalam program nuklirnya.
Iran dan para pakar dari PBB meraih kesepakatan dalam negosiasi dua hari di Teheran. Kesepakatan ini diharapkan dapat mendorong perkembangan menyusul perjanjian sebelumnya pada 11 November.
Iran berjanji akan menempuh tujuh kesepakatan pada 15 Mei. Perundingan dengan IAEA diharapkan dapat membuktikan program nuklir masa lalu dan terkini Iran—seperti ditegaskan Teheran—dipergunakan untuk tujuan sipil.
Iran mengizinkan pengawas IAEA mengakses tambang uranium Saghand di Yazd, juga fasilitas konsentrat uranium di Ardakan.
Iran menjanjikan informasi terbaru atas desain reaktor plutonium Arak, juga merancang landasan untuk pemeriksaan IAEA terhadap reaktor air berat itu.
Teheran juga menjanjikan informasi akan Pusat Laser Lashkar Ab’ad. IAEA menduga Pusat Laser mampu memproduksi sejumlah kecil uranium yang diperkaya—jumlah yang bisa digunakan untuk merancang senjata nuklir.
Informasi lain yang bakal disediakan Iran termasuk impor sehubungan nuklir serta ekstraksi uranium.
Secara signifikan Iran menyetujui untuk menyediakan informasi berikut penjelasan yang memungkinkan IAEA menilai pekerjaan detonator Exploding Bridge Wire. Dalam sebuah laporan IAEA bertanggal November 2011, detonator ini disebut sebagai salah satu kemungkinan proyek nuklir Iran yang berkaitan dengan militer. (mukafi niam)
Foto: EPA