Belanda adalah negara yang populer dengan sebutan Negeri Kincir Angin. Belanda yang terletak di Daratan Eropa, menganut sistem pemerintahan monarki konstitusional. Yakni, raja atau ratu ditetapkan sebagai kepala negara berdasarkan undang-undang dasar, dan membentuk pemerintahan bersama para menterinya.
Negara yang berjumlah penduduk sekitar 17 juta orang ini, mempunyai dua ibu kota yaitu Amsterdam dan Den Haag. Amsterdam adalah ibu kota negara, sedangkan Den Haag adalah ibukota pemerintahannya. Jarak di antara keduanya sekira 64 km, dengan waktu tempuh berkisar satu jam dua puluh menit.
Di Negeri Belanda, terdapat banyak komunitas Muslim dengan anggota sekitar 850 ribu orang, atau sekitar 5 persen dari total populasi. Anggota komunitas Muslim umumnya merupakan keturunan Turki, Maroko, Aljazair, dan Suriname. Selain itu, terdapat juga komunitas Warga Negara Indonesia (WNI) dan keturunannya, yang jumlahnya hampir dua juta.
Menjelang bulan Ramadhan, komunitas Muslim Indonesia mengadakan acara tarhib, yakni acara penyambutan bulan suci Ramadhan. Saya termasuk yang turut hadir dalam acara Tarhib Ramadhan ini. Tarhib ini diselenggarakan di Den Haag, pada Jumat (3/5) menjelang Maghrib. Saya mengikuti tahrib di Lantai 1 Masjid Al-Hikmah PS Indonesia di Heeswijplein 170-171, 2531 HK S'Gravenhage Den Haag.
Acara ini diawali penyambutan dan perkenalan para ustadz yang diundang untuk mengisi kegiatan keagamaan selama Ramadhan di Belanda. Selain saya, ada dua ustadz asal tanah air yang diundang melalui PCINU Maroko. Keduanya itu ustadz Iqbal asal Pesantren Darut Tauhid Cirebon, Jawa Tengah, dan ustadz Hanif sang hafiz Qur'an asal Banyuwangi, Jawa Timur.
Dalam acara ini dihadiri oleh jajaran pengurus PCINU Belanda, antara lain, KH Nur Hasyim Subandi (Rais Syuriyah), dan Mas Ibnu Fikri (Ketua Tanfidziyah). Hadir juga Mas Mahrus El-Mawa dan rombongan, yang kebetulan sedang kunjungan tugas di Eropa.
Dalam sesi taaruf ini, saya menyampaikan bahwa silaturahim adalah keniscayaan. Di era digital dan era media sosial (medsos), silaturahim bermakna luas. Silaturahim bukan hanya berkomunikasi langsung face to face (temu muka), tetapi juga komunikasi by medsos.
Silaturahim demikian merupakan bagian dari pengejawantahan nilai ukhuwah yang dibangun dan ditekankan oleh NU.
Bahwa ukhuwah, sebagaimana ditegaskan dalam Muktamar NU ke-29 tahun 1994 di Cipasung Tasikmalaya Jawa Barat, mencakup trilogi ukhuwah, yaitu ukhuwah islamiyah, ukhuwah wathaniyah dan ukhuwah basyariah atau insaniyah.
Ukhuwah Islamiyah adalah jalinan persaudaraan yang dibina di atas dasar kesamaan agama, yaitu agama Islam. Ukhuwah wathaniyah adalah ikatan persaudaraan yang dibina di atas dasar kesamaan sebagai anak bangsa. Adapun ukhuwah basyariyah adalah ikatan persaudaraan yang dibina di atas jalinan kesamaan sebagai anak Adam.
Silaturahim jelas mendatangkan manfaat, manfaat dîniyah dan manfaat duniawiyah. Manfaat dîniyah seperti meningkatnya pengetahuan, pemahaman dan wawasan agama dan amaliah ibadah. Adapun manfaat duniawiyah seperti bertambah jaringan untuk meningkatkan kualitas ekonomi.
Pada bagian tarhib ini juda disinggung bahwa tarhib Ramadhan seyogianya dilakukan jauh-jauh hari, yaitu sejak bulan Rajab. Hal ini sebagaimana doa Nabi Sawtersebut dalam riwayat Imam Ahmad, bahwa ketika masuk bulan Rajab beliau berdoa اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنًا فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَارِكْ لَنَا فِيْ رَمَضَانَ.
(Ya Allah berkahilah kami di bulan Rajab, dan bulan Sya'ban, dan berkahilah pula kami di bulan Ramadhan).
Tarhib Ramadhan berarti pula menyambut bulan suci ini dengan berupaya sungguh-sungguh untuk meraih keberkahan hidup. Ajaran keberkahan ini sangat prinsip dalam Islam. Untuk itu, seyogianya tarhib Ramadhan semacam ini dilakukan jauh-jauh hari sejak masuk bulan Rajab, juga di bulan Sya'ban.
Acara tarhib Ramadhan semacam ini, juga dilaksanakan ala kadarnya di Wageningen (sebuah kotamadia) di Provinsi Gerderland. Wageningen ini daerahnya asri, berjarak sekitar 160 km dari Den Haag. Tarhib di Wageningen diadakan pada Sabtu (4/5) sore hari di apartemen Mas Fahrizal Yusuf, sekretaris PCINU Belanda.
Semoga dengan tarhib Ramadhan itu diperoleh keberkahan bagi kita semua. Amin.
Ahmad Ali MD; Muballigh/Dai Pengurus Lembaga Dakwah PBNU yang ditugaskan di Belanda