Internasional

Tarhib, Bazar, Serta Bagi Berkat NU Pakistan

Ahad, 29 Juni 2014 | 15:24 WIB

Islamabad, NU Online
Pemerintah Pakistan menetapkan hilal tidak terlihat sehingga metode hisab pun dipakai untuk menentukan awal Ramadhan sehingga puasa di negara tersebut jatuh pada tanggal 30 Juni 2014.
<>
Melihat banyaknya warga Indonesia di Pakistan yang akan berpuasa sesuai isbat pemerintah setempat, PCINU Pakistan tidak mau kehilangan momen penting. Mereka menggelar Tarhib Ramadhan dan Bazar kuliner serta pembagian nasi berkat di akhir acara.


Acara yang dihelat di taman bagian belakang Faishal Mousque tersebut dimulai pada sore hari selepas Ashar. Dimulai dari acara bazar kuliner, dilanjutkan dengan tarhib Ramadhan yang berisi tausihyah diniyah guna mengembalikan semangat masyarakat dalam menghadapi bulan yang suci ini.

Hadir sebagai pembicara, ustadz Zulfi Safriadi dan usttadz Muladi Mughni yang juga selaku mustasyar NU Pakistan serta Ketua PCINU Pakistan Firman Arifandi. Firman pada sambutan menegaskan, tujuan utama acara ini adalah untuk ajang silaturahim warga Indonesia di Pakistan dengan kemasan yang  berbeda.

“Sejauh ini masyarakat Indonesia hanya bisa berkumpul di KBRI saja dengan suasana yang mayoritas formal, kali ini PCINU mencoba untuk mengadakan silaturahim bersama segenap warga Indonesia di Islamabad dengan suasana yang santai, outdoor, dan full Indonesia banget, makanya kami sediakan juga bazar kuliner khas tanah air,” tuturnya.

Selain itu, ia menambahkan, acara ini juga untuk mengumpulkan semangat ruhiyah menghadapi Ramadhan.

Dalam pemaparannya, Zulfi Safriadi menegaskan agar Ramadhan tidak hanya berjalan sebagai ritual tahunan yang datang dan pergi begitu saja, namun ada nilai-nilai plus yang musti kita tingkatkan dari ibadah, muamalah dan lain-lain.

Karena, menurut dia, tidak seidkit orang-orang berpuasa yang tidak mendapatkan pahala apapun dari puasanya kecuali lapar dan dahaga.

Samsu Rizal selaku HOC KBRI Islamabad, ketika ditanya tentang kesannya terhadap acara ini mengatakan bahwa tarhib yang digelar PCINU ini merupakan kegiatan yang positif yang wajib didukung karena menghubungkan tali silaturahim antarwarga Indonesia yang ada di Pakistan.

Ia juga mengharapkan agar ke depan NU Pakistan lebih intens lagi menggelar acara-acara terbuka untuk masyarakat Indonesia dengan kemasan yang lain, seperti diskusi keislaman yang kerap sudah rutin berjalan.
 
Sementara masyarakat Indonesia yang juga hadir dalam acara tersebut turut memberikan apresiasi besar kepada PCINU dengan terselenggaranya acara ini.

“Saya serasa seperti di kampung halaman sendiri, kumpul bersama saudara se tanah air dengan format yang nusantara banget. Belum lagi ada bazar kuliner dengan menu Indonesia, jarang-jarang kumpul dengan seperti dilakukan, NU Pakistan sudah bagus,” ujar Ibu Anisa Tahir.

Ke depan, Anisa berharap bazar kulinernya lebih dilengkapi lagi, “saya sebenarnya nyari-nyari yang jual siomay, sate , dan bakso,” ungkapnya.

Tarhib dan bazar yang dihadiri ratusan warga Indonesia tersebut berlangsung sejak Ashar (28/6) hingga maghrib tiba. Kegiatan tersebut diakhiri dengan pembagian nasi berkat ala nusantara.

Ahmad Badruddin, Rais Syuriah PCINU Pakistan mengatakan bahwa acara ini memakan persiapan kurang lebih 10 hari, sehingga memang diakui banyak kekurangan di sana sini.

“Insya Allah Syawal nanti kita akan mengadakan bazar kuliner dengan paduan kemasan acara yang lain agar lebih meriah dan bermakna keislaman. Adanya nasi berkat tadi juga untuk mengigatkan kita akan adat di tanah air, misinya memang agar Indonesia banget,” tegasnya. (Arifandi Firman/Abdullah Alawi)


Terkait