Internasional

Pekan Budaya Internasional di Universitas Az Zaitunah Tunisia

Ahad, 26 Januari 2014 | 01:01 WIB

Tepat tiga tahun pasca revolusi Tunisia, setelah lengsernya Ben Ali dari kursi kepresidenan, ormas-ormas Islam baru mulai bermunculan, dari yang pro pemerintahan baru sampai yang kontra. Mereka mendefinisikan diri sebagai ormas-ormas Islam yang selama berpuluh-puluh tahun terkekang karena rezim pemerintahan lama. Tak sedikit yang melampiaskan kemarahannya kepada pemerintahan sekarang ini.<>

Bukan hanya ormas-ormas Islam saja yang terkekang dan mati suri, universitas  yang berlatarbelakang Islam pun ikut menjadi redam tak bersinar. Salah satunya adalah universitas Az Zaitunah salah satu Universitas Islam tertua di kawasan Timur Tengah yang telah melahirkan berbagi cendikiawan muslim seperti Ibnu Kholdun dan Tohir bin Asyur.

Setelah hampir tidak ada kegiatan yang bernuansa keislaman atau kebudayaan antara mahasiswa asing, kini mulai diadakan kegiatan yang bertajuk kebudayaan asing di Universitas Az Zaituna. Selama dua hari berturut-turut kegiatan itu berlangsung dari hari Senin dan Selasa (20-21/1) lalu.

Mahasiswa Indonesia yang tergabung di Persatuan Pelajar Indonesia Tunisia (PPI TUNISIA) pun turut menyumbangkan kebudayaan Indonesia seperti hadroh (rebana), tari saman, dan makanan khas Indonesia. Diantara peserta yang mahasiswa asing yang lain adalah seperti Moritania, Turki, Senegal, Mali, Burkina Faso, Niger, dan negara-negara bagian Afrika.

Tujuan acara tersebut adalah saling mengenal budaya asing juga untuk wawasan saling tukar pikiran, memahami peradaban antar negara. “Islam bukan milik orang Arab saja namun milik kita semua. Yang menyatukan kita disini adalah Islam dan bahasa persatuan kita adalah Bahasa Arab,” papar salah satu dosen dalam sambutannya.

Mahasiswa Indonesia sendiri pasca revolusi di Tunisia mulai berkembang pesat, terbukti setiap tahunya selama kurun 3 tahun terakhir mulai bertambah banyak selain biaya yang sangat-sangat murah orangnya pun ramah-ramah dan efektif aman dibandingkan dengan negara kawasan Timur Tengah lainnya. Mereka belajar diberbagai jenjang mulai dari yang S1, S2, sampai doktoral di berbagai universitas di Tunisia seperti Az Zaituna,  Manouba, dan 9 April. Bahkan belum lama ini sudah datang para dosen-dosen Perguruan Tinggi Islam se-Indonesia di bawah naungan Kementerian Agama untuk melakukan riset.

Sukirno ibn Tarwad, mahasiswa di unv Azzaituna Tunisia/Red:Anam


Terkait