New York, NU Online
Sekretaris Jenderal Pererikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres menyerukan agar operasi militer yang sedang berlangsung di barat daya Suriah segera dihentikan. Ia khawatir korban sipil bakal berjatuhan akibat situasi buruk ini.
Melalui juru bicaranya, Stephane Dujarric, Jumat (29/6), seperti dikutip dari kantor berita Xinhua, Guterres mengingatkan bahwa daerah tersebut adalah bagian dari perjanjian zona deeskalasi antara Yordania, Rusia dan Amerika Serikat di Amman pada Juli 2017.
Guterres meminta para pihak yang terlibat untuk menegakkan komitmen dan kewajiban mereka di bawah hukum humaniter dan hak asasi manusia internasional, guna melindungi warga sipil dan memfasilitasi akses kemanusiaan.
Secara khusus, dia mengatakan semua pemangku kepentingan harus menghentikan serangan yang diarahkan terhadap fasilitas medis dan pendidikan serta menciptakan kondisi aman bagi pengiriman bantuan kemanusiaan lintas batas PBB.
Pimpinan PBB tersebut juga mendesak komunitas internasional untuk bersama-sama mengakhiri konflik yang semakin meluas ini, yang berisiko kian merusak stabilitas kawasan dan memperburuk krisis kemanusiaan yang mendalam di Suriah dan negara-negara tetangga.
Utusan Khusus PBB untuk Suriah Staffan de Mistura baru-baru ini memperingatkan bahwa pertempuran skala penuh di wilayah barat daya negara itu yang sebelumnya tenang bisa menelan wilayah dan populasi sebesar gabungan Ghouta Timur dan Aleppo.
Sayap bantuan PBB pada Kamis menyebutkan, jumlah pengungsi Syiria mencapai 66.000 akibat eskalasi konflik di bagian selatan negara itu. Kondisi memperparah korban tewas warga sipil. (Red: Mahbib)