Damaskus, NU Online
Organisasi Inisiatif Sipil untuk Rekonsiliasi Nasional Suriah, mengapresiasi sikap politik Indonesia yang ikut membantu dalam upaya rekonsiliasi terhadap konflik yang terjadi di Suriah.
"Saya kagum atas sikap Indonesia dalam menyikapi krisis di Suriah, dimana selalu menekankan mendorong solusi politik dan rekonsiliasi dengan tetap menghormati kedaulatan Suriah. Indonesia adalah contoh negara Muslim moderat yang dapat diterima oleh semua pihak,” ungkap Ketua Organisasi Inisiatif Sipil untuk Rekonsiliasi Nasional Suriah, Syeikh Jabir Mahmud Isa saat buka bersama di hotel Damarose, Damaskus, Jumat (25/6) waktu setempat.
Menurut Syeikh Jabir, sikap politik Indonesia terhadap konflik Suriah sangat berbeda dengan negara lain yang justru malah mengintervensi sehingga hanya memperlambat proses rekonsiliasi dan perdamaian, memperpanjang krisis serta penderitaan di Suriah.
Dijelaskan pula oleh Syeikh Jabir bahwa Organisasi Inisiatif Sipil untuk Rekonsiliasi Nasional Suriah merupakan inisiatif sipil independen kemanusiaan, bukan dibawah Pemerintah Suriah, yang bertujuan untuk membantu para warga Suriah yang bergabung dengan pemberontak agar dapat reintegrasi dan hidup normal kembali sebagai rakyat sipil setelah menyerahkan diri kepada pemerintah. Organisasi ini juga membantu membebaskan tentara atau warga Suriah yang diculik atau ditahan oleh para pihak yang bertikai.
Menanggapi sambutan hangat dari Syeikh Jabir Mahmud Isa, Dubes RI Suriah, Djoko Harjanto mengharapkan semoga inisiatif dan upaya mulia yang dilakukan oleh Organisasi Inisiatif Sipil untuk Rekonsiliasi Nasional ini terus dapat menghasilkan capaian-capaian yang signifikan dalam membantu penyelesaian secara politik dalam krisis yang telah berlangsung lebih dari lima tahun ini.
“Sejak meletusnya krisis di Suriah, Indonesia terus mendukung segala solusi politik diplomasi damai, dan menolak segala intervensi asing,” ujar Dubes Djoko. “Indonesia juga terus mendukung Suriah dalam perang melawan terorisme.”
Buka puasa bersama berlangsung penuh kekeluargaan itu berlangsung dengan diiringi musik religi dan tari sufi maulawiyah yang menambah semarak dan syahdunya sore hari di bulan Ramadhan itu.(Red-Zunus)