Internasional

Modernisasi Jadikan Madrasah Favorit bagi Muslim dan non-Muslim

Kamis, 3 Oktober 2013 | 00:34 WIB

Kalkuta, NU Online
Sebagai dokter penyakit anak, hanya sedikit percaya Dr Humayun Kabir lulusan Madrasah, sistem pendidikan yang sejak lama mengalami stigmatisasi di Bengali Barat.
<>
“Ketika saya menceritakan kepada teman-teman kelas di sekolah kedokteran bahwa saya belajar di madrasah, mereka tidak percaya, kata Dr Kabir kepada OnIslam.net.

“Setelah mereka melihat hasil ujian kelas 12, dan disitu tertera nama saya, mereka baru percaya.”
 “Sebenarnya mereka tidak tahu bahwa madrasah di mana saya pernah belajar bisa mengajari saya pelajaran ilmu pengetahuan dan mempersiapkan saya untuk tes masuk medis.” Pengalaman Dr Kabir tidaklah unik.

Madrasah menjadi sistem pendidikan utama bagi puluhan ribu pelajar India.Pengenalan kurikulum utama pada lebih dari 600 madrasah tradisional pada dasawarsa terakhir, memodernkan madrasah di Bengali Barat dan telah melayani pendidikan tingkat lanjut bagi ribuan pelajar.

Ahli pendidikan dari Pakistan, Bangladesh, Amerika Serikat dan sejumlah negara lain telah mengunjungi madrasah modern di Bengali Barat tersebut, dan memuji modernisasi institusi tersebut.

Brookings Institution dari Washington menyebut madrasah di Bengali Barat sebagai model bagi pendidikan modern dan menyarankan agar Pakistan menirunya.

Laporan ini mencatat bahwa di Bengali Barat, “sebuah survey pendidikan Islam pada Januari 2009 menemukan karena kualitas yang lebih tinggi di madrasah, menjadikan non-Muslim pun mendaftar di sekolah tersebut.”

Penelitian tersebut mengatakan, non-Muslim, termasuk pemeluk Hindu, Kristen dan suku-suku penganut animisme mengirimkan anak-anak mereka ke madrasah...."Karena adanya kualitas pengajaran yang tinggi dan adanya disiplin.”

Di beberapa madrasah, siwa non Muslim jumlahnya bahkan bisa melebihi Muslim.

Jembatani perbedaan

Di desa Orgram di distrik Bardhaman, dua per tiga dari 1,200 murid madrasah modern tersebut non-Muslim.

Anwar Hossain, kepada madrasah Orgram, mengatakan bahwa kurikulum madrasah modern membuat institusi ini semakin populer di masyarakat.

“Kami mengajarkan pada murid seluruh mata pelajaran yang diajarkan di sekolah umum,” kata Hossain pada OnIslam.net.

“Murid disini bisa belajar bahasa Inggris, Fisika, Kimia, Biologi, Matematika, Geografi, Komputer, dan mata pelajaran lainnya yang diajarkan di sekolah umum– bersama dengan pelajaran-pelajaran keislaman dan bahasa Arab. Setelah belajar di madrasah kita, mereka dapat merencanakan karir mereka  sesuai dengan pilihannya.

“Orang tua yang dulunya menghindari madrasah tradisional saat ini tidak masalah dengan madrasah modern kita,” tambahnya.

Distigmakan selama beberapa dekade, dalam masyarakat yang didominasi oleh Hindu, madrasah dijauhi oleh Muslim maupun non-Muslim.

Dengan perubahan ini, dan masuknya siswa non-Muslim ke madrasah, membantu mengatasi berbagai perbedaan. Beberapa siswa Hindu mengatakan pendidikan madrasah membantu mereka memahami Islam dan menjadikan mereka semakin dekat dengan Muslim.

“Dalam sebagian masyarakat Hindu, kami secara sering mendengar kritik negatif tentang Islam. Saya mengetahui sebelumnya bahwa Islam adalah organisasi militan sebagaimana digambarkan oleh sebagian orang Hindu. Saya juga diberitahu Muslim memiliki bias terhadap agama lain, kata Uttam Mistry, siswa kelas 12 madrasah Orgram kepada OnIslam.net.

“Tetapi setelah saya belajar di madrasah, saya sekarang menemukan bahwa banyak orang memiliki pandangan yang salah terhadap Muslim.”

Pandangannya disetujui rekannya dari kelas 12 oleh Laboni Banerjee.

"Setelah belajar di madrasah selama beberapa tahun, saya tahu bahwa Islam mengajarkan Muslim menghormati agama lain. Saya tahu, meskipun saya tetap Hindu, saya memiliki ikatan khusus dengan Islam dan Muslim," katanya kepada OnIslam.net.

Harmoni komunal

Giyasuddin Siddique, kepala dewan pendidikan madrasah Bengali Barat mengatakan bahwa modernisasi madrasah telah membawa banyak keuntungan pada masyarakat.

“Setelah lulus dari tradisional madrasah, seseorang harus berpikir keras, pekerjaan apa yang bisa dilakukan diluar mengurus masjid dan agama,” kata Siddique pada OnIslam.net.

“Tetapi alumni saat ini dari madrasah modern tidak kesulitan masuk menjadi dokter, insinyur, manajemen atau jurusan lain. Tak heran, madrash kini populer diantara siswa yang berambisi merebut karir modern.”

“Muslim di wilayah ini terbelakang dalam seluruh aspek sosial ekonomi. Modernisasi ini bertujuan untuk memberdayakan komunitas ini- untuk menampung peningkatan jumlah anak Muslim pada pendidikan modern. Tapi hari ini, kami membantu Muslim dan non-Muslim.”

Professor Prasenjit Biswas dari North Eastern Hill University setuju bahwa madrasah akan membantu menyandingkan generasi Muslim yang “seimbang dan beradab” generasi Muslim yang dapat berdiri sebagai jembatan antara Islam dan modernitas.

“Modernisasi madrasah perlu tidak hanya untuk menyesuaikan dengan sistem pengetahuan terbaru, tetapi juga memfasilitasi pendidikan berbasis kepercayaan dengan berbagai pengetahuan baru yang dapat diajarkan,” kata Prof Biswas yang juga dikenal sebagai aktifis sosial kepada OnIslam.net.

“Modernisasi merupakan gabungan antara kepercayaan dan sistem pengetahuan modern, khususnya di sains.” 
“Penggabungan ini menghasilkan sesuatu yang seperti membuka pikiran menuju pengembangan lebih baru dan juga membuka dan mencerahkan pikiran pada kesucian.”

Biswas menambahkan madrasah menawarkan siswa Muslim kesempatan belajar yang lebih baik, menempatkan mereka lebih baik di masyarakat dan mengakhiri stigmatisasi oleh para politisi Hindu.

“Karena itu, agenda modernisasi memiliki tujuan ganda, untuk mengakhiri marginalisasi Muslim sekaligus memperluas ruang pembelajaran internal dan membuka diri terhadap budaya dan peradaban lainnya dari dalam agama Islam," tambahnya. (mukafi niam).
Foto: Onislam


Terkait