Internasional

Krisis Somalia: 40 Persen Warga Kini Kekurangan Pangan

Rabu, 21 September 2016 | 08:09 WIB

Krisis Somalia: 40 Persen Warga Kini Kekurangan Pangan

Ilustrasi (inlivenews)

Jakarta, NU Online
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan bahwa lebih dari 40 persen penduduk Somalia menderita kekurangan pangan.

Jumlah penderita meningkat 300 ribu sejak Februari hingga mencapai 5 juta jiwa di tengah konflik tak kunjung usai antara kelompok bersenjata al-Shabab dan pasukan Uni Afrika dukungan pemerintah negara berpenduduk Muslim ini.

"Situasi ini menjadi perhatian serius dan datang pada saat kita sudah menghadapi beberapa driver dari kebutuhan, termasuk kekeringan dan risiko banjir, konflik dan ketidakleluasaan akses serta peningkatan pemulangan pengungsi," kata PBB dalam sebuah pernyataan, Selasa, sebagaimana dilansir aljazeera.com.

Puluhan ribu pengungsi telah kembali ke Somalia tahun ini dari kamp pengungsi terbesar dunia, Dadaab, di Kenya. Pemerintah negara tanduk Afrika ini mengebut proses pemulangan yang direncanakan berakhir pada bulan November.

Kenya mengklaim, Dadaab—rumah bagi lebih dari 300 ribu pengungsi yang mayoritas warga Somalia—telah digunakan sebagai pangkalan oleh al-Shabab dalam serangannya terhadap tanah Kenya.

Banyak yang kembali ke Somalia selatan-tengah yang dianggap lumbung bangsa. Meskipun, curah hujan yang rendah telah mengurangi produksi sereal untuk jangka yang cukup panjang.

"Kami memutuskan untuk pulang secara sukarela, tapi itu adalah keputusan yang salah," kata Amina Nur, seorang ibu dari enam anak, yang kembali ke Somalia lima bulan lalu dari Kenya.

"Uang yang mereka berikan sudah habis dan sejak itu kami tak punya bantuan lagi untuk bertahan bidup," tambahnya.

Beberapa pengungsi yang sudah pulang mengatakan, badan-badan bantuan belum memberikan mereka makanan sejak mereka kembali ke Mogadishu dan kamp-kamp serupa di tempat lain.

"Hidup di sini adalah mimpi buruk. Hanya antara rasa lapar dan bom," kata Ahmed Mohamed, yang istrinya meninggal dalam kasus bom bunuh diri di sebuah hotel Mogadishu satu minggu setelah mereka kembali pada bulan Agustus.

Mayoritas dari 260 ribu orang yang meninggal dunia selama bencana kelaparan 2011 di Somalia adalah anak-anak. Lebih dari 300.000 anak balita kini mengalami kekurangan gizi yang parah, dan lebih dari 50.000 menderita gizi buruk yang menurut PBB mendorong adanya dana tambahan untuk mendukung mereka.

Anak-anak penderita gizi buruk berisiko kehilangan nyawa, kecuali mereka mendapatkan terapi pemberian makan.

Kelaparan secara akut menimpa 1,1 juta orang pengungsi Somalia. Banyak dari mereka hidup dalam "kondisi mengerikan" setelah meninggalkan rumah mereka beberapa kali, kata PBB.

Pengungsi terus terancam penggusuran paksa dan kekerasan terhadap perempuan meluas, katanya. (Mahbib)


Terkait