Jakarta, NU Online
Sejumlah hotel halal yang menawarkan para tamu dengan pemisahan berdasarkan jenis kelamin di pantai dan kolam renang, serta penyediaan makanan dan minuman halal menarik minat Muslim Turki.
<>
Sementara itu, turis dari Arab, meskipun beragama Islam, lebih senang tinggal di hotel konvensional, kata seorang ahli dalam industri hotel, seperti dilaporkan oleh koran Hurriyet Daily News, awal September ini.
Seorang perwakilan dari resort Turki melaporkan kepada media tersebut, para pengunjung dari Arab, berkebalikan dengan Muslim Turki, lebih memilih tinggal di hotel biasa “mereka telah hidup di negara yang konservatif. Ketika mereka berkunjung ke Turki, mereka mencari sesuatu yang berbeda.”
Hotel halal merupakan bagian dari “pengalaman liburan yang halal’, terang Crescent Tour, yang berbasis di London dalam website mereka.
“Liburan halal adalah sebuah produk baru dalam industri turisme yang menyediakan layanan liburan penuh yang sesuai dengan ajaran Islam,” tambah perusahaan wisata yang berspesialisasi dalam perjalanan halal ini.
Pengalaman liburan halal ini sebagian ditargetkan pada wanita Muslimah, kata salah seorang pakar industri wisata tersebut.
“Wanita berkerudung bisa memakai swimsuits atau bikini ketika mereka berenang dalam kolam renang atau pantai yang terpisah. Sebagai tambahan, beberapa wanita yang tidak mengenakan jilbab memilih hotel tersebut untuk menghindari gangguan perilaku dari pria,” kata Ömer Solmaz, seorang general manajer resort pada Hurriyet Daily News.
Hotel-hotel Muslim beroperasi dengan kapasitas penuh di musim Panas, kecuali pada bulan Ramadhan, yang tingkat okupasinya tinggal 50 persen.
“Orang yang memilih liburan alternatif biasanya beribadah. Mereka tidak berenang ketika sedang berpuasa. Inilah mengapa tingkat okupasi turun ketika Ramadhan,” kata Solmaz, menambahkan bahwa beberapa hotel memasang lampu di malam hari saat Ramadhan untuk kepentingan tamu mereka yang kadangkala ingin berenang setelah berbuka puasa.
Liburan alternatif ini meningkat dalam dekade terakhir ini. Saat ini terdapat sekitar 50 hotel untuk liburan alternatif ini di Turki (tepatnya 30 hotel halal dan 20 hotel wisata kesehatan), jumlah ini tampaknya akan meningkat.
Hotel yang ramah terhadap Muslim ini berlokasi di daerah selatan, Aegean, barat laut dan laut hitam sementara hotel wisata kesehatan umumnya terletak di daerah pedalaman.
“Hotel wisata kesehatan tidak menyediakan minuman beralkohol atas pertimbangan kesehatan, tetapi mereka menjadi bagian dari liburan alternatif ini,” kata Seçim Aydın, presiden Anatolia Tourism Enterprises Association, pada the Daily News.
Dia menambahkan bahwa beberapa tempat di laut hitam telah mulai menawarkan liburan alternatif.
“Liburan alternatif tepat untuk mereka yang taat beragama Islam,” kata Aydın. “Tingkat keuntungan dan tingkat hunian hotel tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan yang lain. Sejauh keuntungan tersebut berlanjut, investasi di sektor ini akan terus masuk sesuai dengan aturan pemerintah.”
Harga per orang per malam antara 25-220 euro.
Menargetkan Muslim
Tumbuhnya kemakmuran di kalangan Muslim, khususnya dari negara Timur Tengah kaya minyak, menyebabkan naiknya jumlah perjalanan dan ecenderungan ini berlangsung semakin cepat, seperti dilaporkan AFP.
Organisasi Pariwisata Dunia dalam sebuah laporan di tahun ini mengatakan bahwa pelancong dari kawasan Teluk saja menghabiskan $12 milyar per tahun untuk perjalanan wisata.
Pengeluaran turis Muslim secara umum tumbuh lebih cepat dari tingkat global dan diperkirakan mencapai $192 milyar pada 2020, naik dari $126 milyar pada 2011, menurut sebuah penelitian yang dilakukan dua perusahaan yang berspesialisasi dalam pasar tersebut.
Produk wisata halal bertujuan menargetkan kelompok demografi Muslim yang kini jumlahnya mendekati 1.6 milyar jiwa, potensi pasar Muslim ini sangat besar.(alarabiyah/mukafi niam)
Foto: Reuters