Internasional

Ke Korea, Tak Perlu Khawatir Makanan Halal

Kamis, 21 November 2013 | 13:01 WIB

Jeju, NU Online
Budaya Korea Selatan mengguncang dunia dengan Gelombang Korea (Korea Wave) melalui K-Drama dan K-Pop yang menjadi idola para remaja di seluruh dunia. Salah satu yang cukup menghebohkan adalah Gangnam style yang ditonton oleh 800 juta di Youtube. Dalam sektor teknologi, siapa yang tak kenal Samsung, Hyundai, Daewo, LG dan sejumlah merek terkenal lain yang mampu menantang kemapanan merek-merek asal Amerika, Eropa dan Jepang.
<>
Meluasnya pengaruh budaya Korea ini turut berimbas pada sektor wisatanya. Biro perjalanan wisata di Indonesia turut menikmati booming besarnya minat perjalanan wisata ke sejumlah destinasi di Korea, yang sebagian keindahannya dipertontonkan dalam drama-dramanya. 

Sayangnya, terdapat perbedaan budaya yang lebar yang harus dijembatani. Wisatawan Muslim menginginkan makanan halal dan ketersediaan tempat untuk menunaikan sholat, sementara komunitas Muslim belum begitu dikenal di Korea, karena jumlahnya hanya 40 ribuan penduduk lokal Korea yang beragama Islam dan jika ditambah dengan imigran, secara total, hanya 120 ribuan Muslim di Korea, hanya sekitar 0.2% dari total penduduknya yang berjumlah 50 jutaan. 

Tubagus Irfan Farhan, manajer market analis dan produk development PT Garuda Indonesia menjelaskan banyak calon wisatawan Muslim yang ingin berkunjung ke Korea, tetapi mereka menginginkan ketersediaan makanan halal. 

Melihat besarnya minat wisata ke Korea ini, bersama dengan sejumlah biro perjalanan wisata yang biasa menangani haji dan umroh, mereka membentuk Muslim Korsorsium Trip to Korea, yang mendapat dukungan penuh dari Korean Tourism Organization (KOT).

“Kami ingin memberikan pelayanan terbaik kepada wisatawan Muslim. Makanan yang kami sajikan bukan sekedar ‘tidak mengandung babi’, tapi benar-benar diolah secara halal,” katanya, Selasa (20/11).

Bersama dengan 20 anggota biro perjalanan wisata, pada 21-26 November ini, mereka bersama-sama menuju Korea Selatan untuk merasakan langsung perjalanan wisata Muslim ini. Turut dalam rombongan ini Rais Syuriyah PBNU KH Masdar F Mas’udi, Prof Dr HM Bambang Pranowo, rektor universitas Mathlatul Anwar Banten dan salah satu perwakilan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Irfan menyatakan, “untuk menyediakan daging halal, kami sudah memesan seminggu sebelumnya, agar hewan yang dipotong disembelih secara Islami,” tegasnya.

Demikian pula, akan disediakan waktu sholat, khususnya untuk dhuhur dan ashar secara jamak, sedangkan untuk sholat maghrib dan isya, dilakukan di hotel, sementara untuk sholat subuh, pihak hotel bersedia untuk mengingatkan melalui morning call. 

Jinki Hwang, overseas promotion assistant manager Jeju Tourism Organization dalam pertemuan dengan rombongan di Jeju menyatakan, wisata berbasis Muslim kini sedang dikembangkan, tetapi ia menyadari masih banyak hal yang perlu dilakukan, katanya dalam pertemuan dengan rombongan di kantor Jeju Tourism Organization, Kamis. 

Salah seorang guide tour dari Seoul yang menemani rombongan mengakui, pemahamannya tentang Islam sangat minim dan bahkan, ia baru belajar beberapa minggu ini menjelang kedatangan Konsorsium Muslim ini.

“Saya baru tahu alasan kenapa Muslim hanya makan makanan halal dan saya baru tahu, Indonesia itu sebagian besar penduduknya beragama Islam,” katanya.

Ia juga mencoba mengunjungi masjid, dan terkejut, akan keindahan tempat ibadah umat Islam ini. 

Irfan menyatakan, terdapat tiga paket wisata Muslim Korea yang ditawarkan dengan harga yang sangat menarik, yang paling murah sekitar USD 700 sampai dengan USD 1.200. Sebagai perbandingan, untuk perjalanan sendiri, tiket pesawat PP pada harga normal berkisar antara 6 jutaan. Diperkirakan pada pertengahan Desember, sudah program ini sudah mulai berjalan. (mukafi niam) 


Terkait