Amsterdam, NU Online
Pelaksanaan Bahtsul Masail tahap II yang digagas Pimpinan Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Belanda bekerja sama dengan Persatuan Pemuda Masyarakat Eropa (PPME) al-Ikhlash Amsterdam dan PCINU Maroko berjalan dengan lancar. Bahtsul masail ini merupakan kelanjutan dari Bahtsul masail pertama pada 27 Juni 2015 di Aula PPME Amsterdam al-Ikhlash, Saaftingestraat 312, Amsterdam.
<>
Katib Suriyah PCINU Belanda, Ustadz Muhammad Shohibudin Sifatar menyampaikan bahwa dalam bahtsul masail kali kedua ini terdapat momentum istimewa, karena selain topik permasalahan yang diangkat sangat urgen dan menarik, turut meramaikan juga peserta bahtsul masa'il (musyawirin) dari beberapa negara di Eropa dan Mediterania melalui telekonferensi via Skype.
Kerja sama PCINU Belanda dan PCINU Maroko serta PPME berawal dari sarasehan dan pelantikan PCINU Belanda di Amsterdam yang dilantik langsung oleh Rais Am PBNU KH Musthofa Bisri. Mengingat kebutuhan yang mendesak akan dai Nusantara untuk masyarakat Muslim Indonesia dan Belanda maka PPME dan PCINU Belanda memohon agar PCINU Maroko berkenan mengirim kader terbaiknya ke sana di bulan suci Ramadan 1436 H.
Rais Syuriah PCINU Maroko H Alvian Iqbal Zahasfan mengaku sangat bangga dengan suksesnya berbagai kegiatan tersebut. Ini berarti, tambahnya, dua delegasi kader NU Maroko yang bertugas di Belanda mulai awal puasa hingga saat ini bisa menjalankan tugasnya dengan baik. Dua kader tersebut adalah Ustadz M. Mahludi Bahran sebagai dai dan mengisi kegiatan lainnya selama di Belanda dan satunya lagi Ustadz Azhari Mulyana sebagai imam rowatib dan tarawih serta membimbing belajar membaca al-Quran.
Alvian menyampaikan bahwa saat ini PCINU Belanda dan PCINU Maroko telah menyepakati kerja sama pada bidang pertukaran ilmu agama, informasi, dan diskusi ilmiah dengan melakukan kunjungan langsung ke Maroko dan sebaliknya secara berkala. Tepatnya setiap musim liburan. Kerja sama ini bertujuan untuk menambah wawasan dan memberikan informasi yang terdapat di dua negara tersebut. Baik segi budaya, agama dan khususnya tradisi Maroko yang memilki banyak kesamaan dengan tradisi amaliyah NU.
Alvian berharap kerja sama ini terus berlanjut dan merambah kebidang lainnya yang bisa memberikan manfaat bagi warga NU di Belanda dan Maroko. “Kader-kader NU Maroko selalu siap berperan aktif menyampaikan dakwah Islam yang hanif (lurus) dan santun di bumi Eropa.’’ Ujarnya.
Bukan hanya di Belanda, sebetulnya Ramadhan ini PCINU Maroko juga diminta oleh Keluarga Pengajian Muslim Indonesia (KPMI) di Belgia mengirimkan kader terbaiknya mengisi pengajian selama bulan Ramadhan. Karena terhambat dengan dalam pengurusan visa, terpaksa PCINU Maroko tidak bisa memenuhi permintaan tersebut. Namun demikian, Bahtiar selaku koordinator KPMI berharap kerja sama tersebut bisa berjalan lancar di tahun berikutnya. (Kusnadi/Mahbib)