Internasional

Israel Tetapkan Gubernur Palestina di Yerusalem sebagai Tahanan Rumah

Senin, 3 Desember 2018 | 04:00 WIB

Israel Tetapkan Gubernur Palestina di Yerusalem sebagai Tahanan Rumah

Adnan Gheith menghadap ke kamera.Foto: Anadolu Agency

Yerusalem, NU Online
Pengadilan Israel memutuskan Gubernur Palestina di Yerusalem, Adnan Gheith, menjadi tahanan rumah, Ahad (2/12) waktu setempat. Sesuai putusan pengadilan, Gheith akan menjadi tahanan rumah selama tiga hari atau hingga Selasa 4 Desember. 

Sebelumnya, pada 25 November Gheith ditahan di dalam penjara Israel terkait kasus penjualan tanah. Perubahan status tahanan ini, dari tahanan penjara ke tahanan rumah, merupakan bagian dari penyelidikan kasus penjualan tanah yang diduga dilakukan Gheith.

Polisi sedang menyelidiki dugaan keterlibatan Gheith  dalam penahanan seorang warga Amerika-Palestina, Issam Akel, oleh Otoritas Palestina Oktober lalu, yang diduga terlibat dalam penjualan sebuah bangunan di Yerusalem Timur kepada pembeli Yahudi.

Warga Palestina menganggap, penjualan seperti itu merupakan bentuk pengkhianatan. Tidak hanya Gheith, otoritas Israel juga menahan 40 anggota Fatah di Yerusalem pekan lalu. 

Sama seperti Gheith, sembilan aktivis Fatah kini juga telah dibebaskan namun masih diawasi ketat. Mereka juga dideportasi dari Tepi Barat selama 14 har dan didenda 500 shekel (134 dollar AS).

Polisi juga mencurigai Gheith telah merekrut warta Palestina untuk bergabung dengan pasukan bersenjata Otoritas Palestina di Yerusalem. Menurut Israel, hal itu melanggar kesepakatan Oslo 1993.

Respons Otoritas Palestina atas kasus Gheith

Para pejabat Palestina mengutuk penangkapa Gheith oleh Israel tersebut. Mereka menuduh, hal itu dimaksudkan untuk menekan pemimpin Palestina atas kasus Akel. Sebagaimana diketahui, Israel begitu juga Dubes AS untuk Israel mendesak agar Akel dibebaskan.

Pengacara Gheith Rami Othman mengatakan, pengalihan status tahanan kliennya dari tahanan ke tahanan rumah menunjukkan kalau kasus ini tidak serius. Bahkan, Othman menuduh pihak Israel hanya mengusik kliennya saja dan tidak ingin kliennya itu tetap menjadi Gubernur Palestina di Yerusalem.

“Mereka tidak ingin dia tetap menjadi gubernur di Yerusalem. Mereka tidak suka kepadanya karena posisinya,” kata Othman kepada kantor berita AFP, sebagaimana dilansir Aljazeera, Ahad (2/12).

Gheith juga menjalani beberapa pemeriksaan dalam beberapa pekan terakhir setelah kantornya di Yerusalem Timur digrebek pada 4 November lalu. (Red: Muchlishon)


Terkait