Nablus, NU Online
Israel telah menyepakati pembangunan lebih dari seribu unit permukiman baru di di Tepi Barat pada Selasa (9/1). Rumah-rumah tersebut akan dibangun di 20 permukiman. Saat ini, Israel mengumumkan, ada 651 unit rumah baru yang sudah masuk tender.
Menteri Luar Negeri Palestina Riyad Malik mengkritik rencana Israel tersebut. Ia juga mengkritik Amerika Serikat karena telah memberikan ‘lampu hijau’ bagi Israel untuk melakukan apa saja yang ia mau di tanah Palestina.
Seperti dikutip Aljazeera, Kamis (11/1), Maliki mengatakan bahwa pembangunan unit permukiman baru merupakan akibat dari kebijakan Amerika Serikat yang mengakui sepihak Yerusalem sebagai ibu kota Israel beberapa bulan lalu.
Sebelumnya, The Israeli Peace Now organisation –LSM yang menentang permukiman- mengumumkan bahwa ada 6.742 unit konstruksi yang disetujui di permukiman pada 2017, tertinggi sejak 2013. Sementara pada 2016, jumlahnya adalah 2.629 unit. Hingga saat ini, ada 600 ribu pemukim Israel di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.
Menurut hukum internasional, permukiman baru adalah sesuatu yang ilegal. Ini juga dianggap sebagai batu sandungan utama bagi dimulainya perundingan antara Israel dan Palestina yang sudah terhenti sejak April 2014 lalu.
Anggota komite pelaksana Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) Hanan Ashrawi mengatakan, Israel telah menahan masa depan Tepi Barat dan Yerusalem Timur secara sepihak.
Di sisi lain, Israel terus-menerus melakukan pendudukan. Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman memerintahkan untuk melegalkan wilayah Havat Gilad. Ia juga berupaya untuk menjadikan Havat Gilad sebagai sebuah permukiman bari di Tepi Barat.
Sejak didirikan pada 2002, ada puluhan keluarga yang tinggal di Havat Gilad. Namun, mereka tidak memiliki izin. Sehingga bangunan-bangunan tersebut dirubuhkan Israel dan kemudian dibangun kembali untuk ditempati warganya. (Red: Muchlishon Rochmat)