Jakarta, NU Online
Sebuah survey skala besar di Inggris menunjukkan hasil peningkatan yang mengesankan jumlah generasi muda Inggris yang memeluk Islam diiringi dengan penurunan secara dramatis mereka yang mempercayai Kristen, dalam kelompok usia yang sama.<>
“Sejumlah besar generasi muda yang mengidentifikasi diri sebagai Muslim –lebih besar dari generasi-generasi sebelumnya- menunjukkan bahwa Islam akan segera memiliki kekuatan yang lebih signifikan di negeri ini daripada saat ini,” kata Terry Sanderson, presiden National Secular Society, katanya dalam website kelompok tersebut pada Selasa (10/9).
"Ini mengkonfirmasikan terjadinya penurunan yang cepat di kalangan Kristiani dan menjadi pertanda masa depan buruk bagi agama tersebut di Inggris,” tambahnya.
Dirilis awal bulan ini, survey dilakukan pada lebih dari 20.000 orang yang diminta oleh Lord Ashcroft, mantan wakil ketua partai Konservatif Inggris.
Dengan judul “Pulau Kecil: Opini Publik dan Politik Imigrasi,” survey ini terutama melihat sikap terhadap imigrasi.
Salah satu pertanyaan adalah: “Apa agama yang anda ikuti”
Respon terhadap seluruh kategori menemukan bahwa 55 persen mengidentifikasi diri mereka sebagai Kristen sementara 36 persen mengaku tidak beragama.
Pada responden dengan usia 18-24 tahun, 46 persen mengatakan, mereka tidak beragama sementara 33 persen mengaku Kristen.
Mereka yang mengidentifikasi sebagai Muslim sebesar 3 persen, tetapi angka ini naik 11 persen dalam kelompok usia 18-24. Pemeluk Hindu mendekati 1%, naik 3% dalam kelompok usia 25-34. agama lainnya secara statistik kurang signifikan.
Hasil ini merupakan perbandingan dari hasil penelitian sebelumnya yang dipublikasikan pada Desember 2012.
Diantara rakyat Inggris, 33.2 juta orang mengklaim sebagai Kristen, turun dari 37.3 juta dari 2001. Angka ini hanya 59 persen dari populasi Inggris.
Sensus ini menemukan bahwa populasi Muslim naik dari 3 persen menjadi 4.8 persen, menjadi agama yang paling cepat berkembang di Inggris. Pada sensus 2001, jumlah Muslim Inggris mendekati 2.5 juta.
Penurunan agama
Survey lain menunjukkan terjadinya penurunan jumlah orang yang memeluk agama secara umum.
Terkait hubungan dengan agama selama 30 tahun terakhir, “tiada keraguan bahwa terjadi perubahan yang substansial, yang ditandai dengan proporsi mereka yang memeluk sebuah agama,” kata penulis dalam laporan tahunan ke-30 the British Social Attitudes Survey yang dipublikasikan minggu ini.
“Pada 1983, sekitar dua per tiga orang (68%) mengaku mereka memeluk agama; pada tahun 2012, hanya setengah populasi (52%) yang mengaku beragama.”
"Penurunan ini secara praktis merupakan penurunan mereka yang memeluk Kristen Anglikan; Pada 1983 dua per lima orang (40%) mengatakan mereka pemeluk Anglikan, dan Geraja Inggris dapat mengklaim bahwa mereka gereja nasional Inggirs (dan karena itu, pada tingkat tertentu, memiliki otoritas moral). Tetapi saat ini angkanya hanya 20% persen.”
Berkebalikan, proporsi penduduk yang mengatakan mereka yang memeluk agama selain Kristen telah meningkat tiga kali lipat dari dua persen menjadi enam persen. Lanskap agama di Inggris tidak hanya semakin mengecil, tetapi juga semakin menyebar. Mereka menambahkan, penelitian ini hanya melibatkan sampel kecil sebanyak 3000.
Sanderson, presiden the National Secular Society, mengatakan angka ini memperkuat penurunan peran Geraja Inggris.
“Ada fenomena yang sangat dikenal ketika menjawab survey, orang cenderung melebih-lebihkan agama mereka, sehingga angka ini bisa dibilang konservatif,” katanya.
"Sulit untuk mengetahui berapa banyak bukti yang diperlukan politisi sebelum mereka menghadapi fakta bahwa Gereja Inggris menjadi akronimisme yang tidak memiliki tempat dalam demokrasi modern."
Jumlah orang yang tidak mempercayai agama juga meningkat di seluruh Eropa dan Amerika Serikat.
Sebuah survey yang dipublikasikan dalam Encyclopedia Britannica menyebut angka sekitar 11.9 persen penduduk dunia tidak memeluk agama.
Sebuah survey resmi Uni Eropa baru-baru ini mengatakan 18 persen populasi di kelompok ini tidak percaya tuhan. The Washington Post melaporkan dalam bulan September ini, gerakan atheis berkembang di seluruh Eropa (OnIslam & News Agencies/mukafi niam)
Foto: Onislam