Internasional

Inilah Pemimpin Generasi Baru al-Qaeda Pasca Osama bin Laden

Senin, 15 Desember 2014 | 12:58 WIB

Jakarta, NU Online
Meskipun Osama bin Laden telah tewas, tetapi organisasi yang dipimpinnya, al-Qaeda, tetap eksis dan terus memperjuangkan ideologi yang dipercayainya. Berikut profil para pemimpin baru al-Qaeda sebagaimana laporan yang dilansir oleh BBC Indonesia.

Ayman al-Zawahiri

Ayman al-Zawahiri disebut sebagai pemimpin baru al-Qaeda pada 16 Juni 2011, beberapa pekan setelah kematian Osama bin Laden.

Dalam pernyataannya, al-Qaeda berjanji untuk meneruskan upaya jihad mereka di bawah pimpinan baru melawan Amerika dan pembantunya Israel dan siapa saja yang mendukung mereka.

Zawahiri dulu menjabat sebagai kepala ideologi dan dipercaya oleh sejumlah pakar terorisme sebagai "otak operasi" peristiwa 11 September 2001 di Amerika.

Zawahiri adalah nomor dua di belakang Bin laden dalam daftar 22 teroris paling dicari yang diumumkan oleh pemerintah AS pada 2001.

Salah satu istri dan dua anaknya tewas dalam sebuah serangan udara di akhir 2001.

Pada Juni 2013, Zawahiri meminta kelompok militan ISIS atau yang mereka klaim sebagai Negara Islam meninggalkan Suriah dan fokus ke Irak saja.

Pada Febuari 2014, al-Qaeda memutuskan total semua hubungan mereka dengan kelompok ISIS.



Nasser Abdul Karim al-Wuhayshi

Wuhayshi, mantan sekretaris pribadi Osama Bin Laden, adalah pimpinan al-Qaeda di Peninsula Arab (AQAP), yang dibentuk pada 2009.

Ini merupakan gabungan dua cabang al-Qaeda di Arab Saudi dan Yaman.

Media AS, CNN, mengutip pejabat AS yang mengatakan bahwa ada indikasi bahwa Wuhayshi telah ditunjuk sebagai tangan kanan Ayman al-Zawahiri.

Ini memperkuat anggapan bahwa al-Qaeda sekarang mengubah orientasinya dari wilayah Afghanistan-Pakistan ke Arab. Wuhayshi dilaporkan baru berusia 36 tahun.


Khalid al-Habib

Khalid al-Habib, dilaporkan berkebangsaan Mesir atau Maroko. Dia diidentifikasi dalam sebuah video yang dirilis November 2005 sebagai komandan lapangan al-Qaeda di Afghanistan tenggara, sementara Abdul Hadi al-Irak disebut sebagai komandan di barat daya.
Pada awal 2006, para pejabat Pakistan melaporkan bahwa Habib telah tewas dalam serangan udara AS di dekat perbatasan Afghanistan, namun para pejabat keamanan Pakistan menarik klaim itu, dengan mengatakan bahwa tidak ada pemimpin al-Qaeda yang tewas.

Habib tampaknya memegang komando keseluruhan di Afghanistan setelah penangkapan al-Irak pada 2006.

Dia digambarkan sebagai "komandan militer" al-Qaeda pada Juli 2008. Para pejabat militer AS mengatakan ia mengawasi operasi "internal" al-Qaeda di Afghanistan dan Pakistan utara.


Saif al-Adel

Pria Mesir berusia 40-an atau awal 50-an, Saif al-Adel adalah nama alias dari mantan kolonel angkatan darat Mesir, Muhamad Ibrahim Makkawi. Dia melakukan perjalanan ke Afghanistan pada 1980-an untuk melawan pasukan Soviet bersama mujahidin.

Adel pernah menjadi kepala keamanan Osama Bin Laden, dan diasumsikan banyak mengemban tugas komandan militer Mohammed Atef setelah dia tewas dalam serangan udara AS pada November 2001.

Dia dicurigai sebagai anggota kelompok yang membunuh mantan Presiden Mesir Anwar Sadat pada 1981.

Pada 1987, Mesir menuduh Adel mencoba untuk membentuk sayap militer kelompok militan Islam al-Jihad, dan mencoba untuk menggulingkan pemerintah.

Dia diyakini telah terlibat dalam pemboman 1998 kedutaan AS di Afrika Timur, pelatihan para pejuang Somalia yang menewaskan 18 prajurit AS di Mogadishu pada tahun 1993, dan memerintahkan beberapa pembajak pesawat 11 September 2001.

Mustafa Hamid

Mustafa Hamid, bapak mertua Saif al-Adel, menjabat sebagai instruktur taktik di kamp al-Qaeda dekat Jalalabad. Dia juga merupakan penghubung antara kelompok mereka dan pemerintah Iran, menurut AS.

Setelah jatuhnya Taliban, ia menegosiasikan relokasi yang aman untuk beberapa anggota senior al-Qaeda dan keluarga mereka ke Iran. Pada pertengahan 2003, Hamid ditangkap oleh pihak berwenang Iran, namun satu laporan mengatakan dia dibebaskan pada 2011 dan kembali ke Mesir setelah revolusi. (mukafi niam)


Terkait