Internasional

Indonesia Bisa Jadi Motor Penggerak dan Pusat Pendidikan Falak

Jumat, 1 Agustus 2025 | 14:00 WIB

Indonesia Bisa Jadi Motor Penggerak dan Pusat Pendidikan Falak

Prof KH Ahmad Izzuddin (paling kanan) bersama ahli falak Asia Tenggara di Malaysia. (Foto: istimewa)

Jakarta, NU Online

Pendirian Asosiasi Ahli Falak Asia Tenggara atau Southeast Asian Association Islamic Astronomers (SAAIA) dilatari akan pentingnya upaya  untuk penyatuan keilmuan, penguatan kerja sama kawasan, serta pengembangan disiplin ilmu falak Islam di wilayah Asia Tenggara. Asosiasi ini dideklarasikan dan disahkan pada Rabu (23/7/2025) di Klana Resort Seremban, Negeri Sembilan, Malaysia.


Para ahli bersepakat Prof KH Ahmad Izzuddin yang didapuk sebagai ketua umum pertama organisasi tersebut. Keterpilihan delegasi asal Indonesia sebagai pimpinan tentu membawa angin segar dalam pengembangan falak di tanah air.


"Negara Indonesia bisa menjadi motor penggerak untuk melakukan kolaborasi dalam hal rekap data pengamatan, penelitian, kajian, penelitian dan menjadi rujukan yang berbasis saintifik," kata Kiai Izzuddin sebagaimana dikutip dari siaran tertulisnya pada Jumat (1/8/2025).


Tidak hanya itu, organisasi ini juga dapat memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat kajian dan pendidikan ilmu falak. Bukan saja berbasis pada standar akademik perguruan tinggi, tetapi juga pelatihan tersertifikasi.


"Negara Indonesia menjadi markaz Falakiyah Asia Tenggara dalam bidang Pendidikan dan pelatihan terstruktur dan berjenjang, ada program Sarjana, magister dan doctor dan juga ada pelatihan tingkat dasar, menengah dan atas dan pada level TOT," lanjutnya.


Hal yang tidak kalah penting dalam pengembangan pengetahuan ilmu falak adalah pertukaran informasi dan dialog pengetahuan di antara para ahli dengan Indonesia sebagai penggeraknya.


"Negara Indonesia akan selalu menjadi penggerak diskusi dialogis untuk membangun pemahaman ilmplementasi ilmu falak yang tetap dalam keabsahan ibadah namun maslahah bersama berdasarkan sains yang dapat dipertanggungjawabkan," terangnya.


Kiai Izzuddin menjelaskan bahwa asosiasi ini didirikan sebagai sebuah wadah profesional dan ilmiah yang bertujuan untuk membangun kerja sama regional antara para ahli falak di wilayah Asia Tenggara.


Kerja sama itu dalam beragam bentuk, seperti pertukaran informasi data pengamatan, hasil riset, dan inisiatif pendidikan, pelatihan, dan penelitian dalam bidang ilmu falak.


Kolaborasi juga bisa dalam hal pelaksanaan riset, pelatihan, dan publikasi akademik dalam bidang falak Secara terstruktur dan berjenjang.


"Saya berharap melalui SAAIA para ahli Falak se Asia Tenggara dapat mengadakan penelitian kolaboratif, mengadakan pengkaderan dan pelatihan terstruktur dan bersertifkat dan publikasi bersama," kata Pengasuh Pondok Pesantren Life Skill Daarun Najaah itu.


Asosiasi ini juga dibentuk bertujuan guna meningkatkan pemahaman publik terhadap pentingnya ilmu falak dalam kehidupan beragama umat Islam bersama.


"Saya berharap melalui SAAIA para Ahli Falak se Asia Tenggara dapat berdiskusi, bertukar pemikiran, membangun pemikiran bersama yang maslahah yang berbasis sains dalam hal ibadah yang berhubungan ilmu falak.


Ia juga menaruh harapan, para ahli Falak se Asia Tenggara dapat membangun dan mengimplemtasikan kriteria imkannur rukyat MABIMS terbaru mengglobal berawal dari wilayah Asia Tenggara. Hal ini dilakukan dalam pemahaman implematasi ilmu falak yang tetap dalam keabsahan ibadah dan maslahah bersama berdasarkan sains yang dapat dipertanggungjawabkan.