Afghanistan, NU Online
Di tengah situasi keamanan yang masih kurang kondusif di Peshawar, provinsi berbatasan dengan Afghanistan yang penuh dengan gerilyawan Taliban dan Al-Qaida, Duta Besar RI, Iwan Suyudhie Amri pada Kamis (23/6) berkunjung ke kantor Khyber Pakhthunkwa Chamber of Commerce and Industry (KPKCCI) untuk bertemu dengan para pengusaha.
Kehadiran Dubes di Peshawar ini mendapat apreasiasi dari para pengusaha setempat. “Sangat jarang Dubes negara sahabat yang datang langsung dan bertemu dengan kalangan pengusaha di Peshawar, yang masih rawan keamanan,” tutur Presiden KPKCCI, Zulfiqar Ali Khan.
Dubes RI menilai penting Kota Peshawar karena letak geografisnya memiliki posisi yang sangat strategis sebagai hubungan menuju Afghanistan dan negara Asia Tengah.
“Belum semua peluang yang diberikan PTA (Preferential Trade Agreement) telah dimanfaatkan secara maksimal oleh pengusaha kedua negara,” ujar Dubes RI. Meskipun dari sisi neraca perdagangan Indonesia lebih diuntungkan, masih terdapat peluang yang terbuka lebar bagi kedua negara untuk meningkatkan lebih lanjut dan bahkan menyeimbangkan perdagangan kedua negara.
Implementasi efektif Preferential Trade Agreement (PTA) Indonesia-Pakistan pada 2013 semakin memperkuat peningkatan hubungan perdagangan kedua negara. PTA telah menjadikan produk kelapa sawit Indonesia merebut dominasi Malaysia di Pakistan. Sementara bagi Pakistan, pemberlakuan PTA sukses memasukan Jeruk Kinnow di Indonesia. Hal ini membuktikan belum komprehensifnya kedua belah pihak melihat potensi yang dimiliki masing-masing. Pihak KADIN mengharapkan PTA juga dapat meningkat menjadi FTA sehingga produk-produk unggulan Provinsi Khyber Pakhtunkhwa, seperti, furnitur, karpet, alumunium, handycraft, buah dan sayuran segar serta komoditi lainnya dapat bersaing di pasaran Indonesia.
Sejalan dengan semangat peningkatan kerja sama perdagangan tersebut, baik Dubes RI maupun KADIN mencatat beberapa hal penting yang perlu menjadi perhatian bersama baik terkait upaya mengubah potensi menjadi kerja sama konkret maupun kendala yang ada. Kerja sama peningkatan kunjungan wisatawan antar kedua negara, fasilitasi visa bagi kepentingan bisnis, dan konektivitas langsung (direct flight) jalur penerbangan Pakistan-Indonesia, adalah beberapa faktor yang memerlukan perhatian bersama.
“Hubungan Indonesia dan Pakistan di segala bidang semakin membaik dan menunjukkan tren positif,” ungkap Dubes RI.
Total nilai perdagangan bilateral tahun 2015 menyentuh angka US$. 2,1 miliar dengan surplus Indonesia sebesar US$. 1,8 miliar. Oleh karena itu KBRI Islamabad dan KJRI Karachi terus aktif mendorong para pengusaha kedua negara untuk mencari dan memanfaatkan peluang. Dubes RI menyampaikan bahwa mensiasati belum adanya penerbangan langsung, pengusaha Pakistan diharapkan dapat memanfaatkan budget airline (Malindo) dengan rute Lahore-Kuala Lumpur-Jakarta. Sementara operasionalisasi penerbangan Garuda Indonesia rute Karachi-Jakarta masih terus diupayakan.
Kesempatan bertemu dengan kalangan pengusaha kali ini juga dimanfaatkan oleh Dubes RI untuk mempromosikan event tahunan Trade Expo Indonesia (TEI) tanggal 12-16 Oktober 2016 di Jakarta, sekaligus mengundang para pengusaha Peshawar hadir di acara tersebut.
Dubes RI menilai bahwa kehadiran mereka di TEI diyakini akan memperkaya pengetahuan dan pemahaman mereka mengenai kapasitas ekonomi Indonesia sekaligus menuai peluang ekonomi yang ada. Dubes RI menyampaikan komitmen KBRI Islamabad untuk memfasilitasi kemudahan visa kunjungan bisnis ke Indonesia bagi pengusaha Peshawar. Merespon hal itu empat pengusaha Peshawar akan segera berkunjung ke Indonesia untuk mewujudkan keinginan berbisnis dengan Indonesia. (Red-Zunus)