Kabul, NU Online
Para pejabat Afghanistan menegaskan, bom bunuh diri yang meledak pada Ahad (22/4) lalu di luar pusat pendaftaran pemilih di ibu kota Kabul tidak akan menggagalkan persiapan pemilihan umum legislatif tahun ini. Namun, serangan tersebut menjadi peringatan bagi pemerintah Afghanistan untuk memperketat keamanan.
Seorang petugas pemilu yang bertugas di Kabul Soma Ziarmal mengajak masyarakat untuk ikut serta dan ambil bagian dalam pemilu legislatif guna mewujudkan Afghanistan yang lebih baik di masa depan.
Pemilihan parlemen dan dewan distrik akan diadakan pada bulan Oktober tahun ini setelah penundaan yang berulang sebelumnya. Para petugas pemilu mengalami tekanan berat. Mereka harus menyelesaikan pendaftaran 14 juta pemilih dan mengeluarkan sekitar 10 juta kartu identitas baru untuk memastikan warga yang sudah memenuhi syarat bisa ikut berpartisipasi dalam pemilu.
Salah seorang anggota Komisi Independen Pemilihan Wasima Badghisi mengatakan, saat ini sudah ada 291 ribu orang yang telah terdaftar sebagai pemilih setelah pendaftaran dibuka sepekan lalu.
“Awalnya sangat lambat tapi kami puas dan kami berharap jumlah orang akan bertambah,” kata Badghisi seperti dilaporkan Reuters, Senin (23/4).
Pemerintah telah melaksanakan prosedur pendaftaran yang ketat untuk mengurangi kecurangan pemilu. Salah satunya adalah dengan mewajibkan para pemilih untuk mendaftar di pusat di mana mereka akan memberikan suara.
Hingga saat ini, lebih dari tujuh ribu pusat pendaftaran pemilih telah dibentuk di seluruh Afghanistan. Namun demikian, tidak sedikit pusat pendaftaran itu berada di wilayah kekuasaan Taliban. Ini yang menyebabkan pemerintah Afghanistan kewalahan dalam hal keamanan.
Beberapa hari lalu, setidaknya tujuh anggota pasukan keamanan tewas ketika militan Taliban menyerang pusat pendaftaran pemilih yang mereka jaga di provinsi barat Baghdis. Sebelumnya, di provinsi tengah Ghor dua polisi ditembak dan pusat pendaftaran pemilih dibakar habis. (Red: Muchlishon)