Kabul, NU Online
Sebuah bom bunuh diri meledak di luar pusat pendaftaran pemilih di Kabul Afghanistan, Ahad (22/4). Dilaporkan, insiden ini menewaskan 57 orang dan melukai ratusan orang lainnya. Demikian dilaporkan Reuters.
Presiden Afghanistan Ashraf Ghani mengutuk serangan bom bunuh diri itu. Ia menegaskan serangan itu tidak akan bisa melemahkan proses demokrasi nasional yang tengah berlangsung di Afghanistan. Rencananya, Afghanistan akan menggelar pemilihan umum legislatif pada 20 Oktober mendatang.
Afghanistan mulai mendaftar para pemilihnya sejak 14 April lalu. Mereka akan berpartisipasi dalam pesta demokrasi yang lama tertunda. Pemilu legislatif ini menjadi ‘uji coba’ untuk pemilihan presiden yang digelar tahun depan.
Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Najib Danesh menceritakan, seorang pembom berjalan kaki mendekati pusat tempat para pegawai mengeluarkan kartu identitas sebagai bagian dari proses pendaftaran pemilu. Lalu, ia meledakkan diri.
Ledakan itu menghancurkan mobil dan jendela di gedung-gedung di dekatnya, juga menyisakan puing-puing berserakan di jalan yang berlumuran darah.
Hingga saat ini, lebih dari 7 ribu pusat pendaftaran pemilih telah dibentuk di seluruh Afghanistan untuk menangani sekitar 10 juta pendaftaran dalam suatu proses yang telah berulang kali terganggu oleh masalah teknis dan organisasi.
Komisi pemilu di Afghanistan mengaku kalau keamanan adalah masalah yang utama mengingat kelompok bersenjata seperti Taliban menguasai beberapa wilayah di Afghanistan. Namun demikian, keamanan akan diperketat, terutama di pusat-pusat pemungutan suara.
Dikutip dari kantor berita AMAQ, Ahad (22/4), Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengklaim bertanggung jawab atas serangan ini. Namun demikian, kantor berita tersebut tidak memberikan rincian lebih lanjut atau bukti untuk mendukung laporannya itu. (Red: Muchlishon)