Kairo, NU Online
Ketua Umum Pimpinan Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) melakukan lawatan ke sejumlah Negara di Timur Tengah. Tujuan pertama KH Asep Saifuddin Chalim adalah Mesir.
Pada siang hari selepas dzuhur, diadakan pertemuan dengan alumni Pondok Pesantren Amanatul Ummah yang sedang menuntut ilmu di Kairo, Mesir. Untuk mempersatukan ikatan emosional antar para alumni adalah dengan dibentuknya Himpunan Alumni Amanatul Ummah (Himmah) cabang Mesir.
Dalam pertemuan tersebut, KH Asep memberikan dua nasihat, di antaranya menyadur ayat al-Qur'an yang dibacakan oleh qari saat membuka acara.
Kiai Asep berharap para mahasiswa menjaga ketakwaan, kemudian tentang memperdalam ilmu agama. “Mendapatkan ilmu agama bukan hanya di permukaan tetapi didalami untuk pemahaman yang lebih sehingga tidak salah paham,” katanya, Senin (29/10).
Ekspresi dari iman adalah bertakwa, bertakwa dalam keilmuan. “I'timadun nafsi asassun najah bahwa percaya diri dalam menuntut ilmu adalah sumber keberhasilan,” ungkapnya.
Yang juga tidak kalah penting adalah shalat malam. “Shalatlah di akhir malam, karena itu adalah kebiasaan orang-orang shaleh. Yang meminta ampunan akan diampuni, yang berdoa maka akan dikabulkan permintaannya. Jika selalu shalat malam, maka akan selalu sehat,” urainya.
Dalam pertemuan dengan Himmah, salah seorang guru di Mesir, Syech Abdul Hadi juga turut menyampaikan beberapa pesan penting bagi mahasiswa alumni Pondok Pesantren Amanatul Ummah.
Dirinya menyampaikan kebahagiaan yang tiada terkira dengan kehadiran KH Asep Saifuddin bersama rombongan ke Mesir. “Kehadiran ulama dari Indonesia seperti membawa susasana Indonesia ke Mesir, bila musim hujan, maka setiap sore selalu hujan. Begitu juga hari ini, seakan bercurah-curah kebaikan yang diterima oleh seluruh warga Mesir,” katanya. Dia berharap kedatangan Kiai Asep beserta rombongan bisa membuat Mesir semakin baik dengan ilmu dan amal yang baik pula, lanjutnya.
Sedangkan Syeh Ibrahim dalam sambutannya menyampaikan bahwa jika Al-Azhar menjadi kiblat dunia dalam belajar ilmu agama. “Tetapi Indonesia merupakan kiblat bagi dunia jika ingin belajar ilmu tentang akhlak,” tandasnya. (Awis S/Ibnu Nawawi)