Sampik sekarang masih banyak orang Islam yang berkelebihan sikep pada mertjon; ada jang anti dan ada jang keliwat dojan ja’ni sampik jang djenggoten, atau sampik meloepakan jang lebih perlu apa lagi sampik oetang atau gade-gade.
Jang pertama hendak menghilangkan keramaiannya hari orang Islam memperlihatken hari besarnya. Jang pertama bilang: itoe mertjon boekan perintah agama. Itoe memang betoel.
Dari mana asalja anti mertjon itoe? Kan kembali kepada orang-orang jang soedah terkenal…nggak soeka sama Islam!!! Mereka bilang itoe pemborosan. Jah, itoe betoel kalau kelewat bates. Tapi apa tidak ada lain matjem pemborosan jang dipiara baik oleh mereka? Dan kaloek kita kritik kita dapat tjap ….kolot???
Atas nama Legercommandant dikabarkan:
Berhoeboeng dengan larangan memasang petasan (mertjon) maka banjaklah timboel pertanyaan. Oleh sebab itoe diterangkan disini, bahwa larangan itoe mengenai segala matjam petasan dan jang sebangsanya. Djadi bukan petasan (mertjon atau bedil-bedil jang biasa sadja, melainkan djuga kembang api dan petasan banting).Oleh karena berhoeboeng dengan lebaran jang akan datang ini banjak permintaan jang masoek, maka sekarang lagi dipertimbangkan diberi tidaknja izin orang memasang petasan itoe, djadi diberi tidaknja atas larangan tersebut.
Tidak lama lagi bisa rasajnadiberitakan poetoesan tentang itoe.
Dengan memperloeas jang telah ditentoekan dalam beslitnya 28 Augustus 1941 Nr.4068/G.S. III-9, soedah diizinkan oleh Leggercommandant membakar mertjon pada malam sebeloem 1 Sjawal (21 Oktober) dan pada 1 Sjawal (22 Oktober) tetapi dalam hal itoe haroeslah diperhatikan djoega apa-apa jang ditentoekan dan atau jang dilarang oleh Bestuur.
(D.v.O. verstrekt)