Bandar Lampung, NU Online
Peserta Pesantren Kilat Bimbingan Belajar Pasca Ujian Nasional (Sanlat BPUN) PC GP Ansor Way Kanan Lampung mempunyai kenangan tersendiri setelah mengikuti program utama Yayasan Mata Air secara intensif selama satu bulan penuh, salah satunya diminta menghapus ketakutan dengan melewati kobaran api.
"Saya mencoba melewati api sepanjang dua meter sebanyak lima kali. Setelah mendapat motivasi, diajak berdoa, saya yakin saja, api itu tidak akan membuat kaki kita terbakar," ujar alumni BPUN Way Kanan 2016, Mese Arsela dari SMAN 1 Baradatu di Blambangan Umpu, Ahad (29/5).
Manager BPUN Way Kanan, Gatot Arifianto meminta para calon mahasiswa yang akan masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di berbagai tempat di Indonesia melalui jalur SBMPTN untuk menjadi pribadi pemberani.
"Secara logika, api kalau dilewati, diinjak, kena kaki pasti panas. Awalnya saya juga ragu, takut bahkan. Tapi setelah dimotivasi, diyakinkan oleh Manager BPUN Way Kanan saya lewati api itu dan tidak terjadi apa-apa," ujar Firman dari SMA Pangastuti, yang telah dibaiat secara personal sebagai kader Nahdlatul Ulama (NU) oleh Kiai Imam Murtadlo Sayuthi, pengasuh Pesantren Assiddiqiyah 11, Labuhan Jaya, Gunung Labuhan.
Merinda Wijaya yang berasal dari SMAN 1 Bukit Kemuning Lampung Utara menyatakan, prosesi melewati api dengan membawa bendera merah putih, bendera NU dan Ansor untuk menghapus ketakutan merupakan peristiwa yang bagus sekali.
"Awalnya saya juga ragu. Bayangkan saja disuruh melewati api yang berkobar. Tapi melihat teman-teman melewati api dengan santai saya ikut yakin dan bisa melewatinya," ujar Zakiroh Mutawakkil dari SMK Gajah Mada, Bandar Lampung.
Febby Bunga Septia dari SMA Pangastuti yang jika biasanya ditakut-takuti oleh peserta BPUN lain langsung memasang muka cemberut dan matanya menjadi sembab mengaku ada perubahan positif setelah melewati kobaran api.
"Terima kasih BPUN Way Kanan yang membuat saya menjadi seorang pemberani," kata Bunga bersemangat.
Setiap pikiran ialah doa. Karena itu, ujar Gatot melanjutkan, jangan pernah berdoa buruk. "Kader NU harus berani melewati rintangan, jangan pernah jadi penakut. Dengan berani mengahapus ketakutan pikiran melewati kobaran api, santri BPUN Way Kanan 2016 telah membuktikan mereka adalah individu-individu hebat, darah baru yang Isnyaallah bermanfaat bagi NU," kata Gatot. (Syuhud Tsaqafi/Zunus)