Warga Padangpariaman Berharap Tahlil Jadi Sitawa Sidingin Bagi Gus Dur
Kamis, 7 Januari 2010 | 08:15 WIB
Warga Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Padangpariaman, adakan tahlillan memperingati 7 hari meninggalnya, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) Presiden RI ke 4, di Pondok Pesantren Nurul Yaqin Ambung Kapur, Nagari Sungai Sariak Kecamatan VII Koto, Rabu (6/1/2010) malam.
Wakil Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Abdul Hadi Tuanku Rajo, dalam sambutannya, mengatakan, Gus Dur merupakan pemimpin bangsa dan pemimpin demokrasi serta ulama yang mempunyai pemikiran luas dikagumi semua umat, dalam dan luar negeri. Demikian dilaporkan Kontributor NU Online Bagindo Armaidi Tanjung di Padang.<>
“Sebagai warga Nahdalatul Ulama, kita merasa kehilangan dan ikut belasungkawa sedalam-dalamnya. Padang Pariaman merupakan basis NU Ahlussunah Waljama’ah, berharap kalimah Thayyibah yang dibaca ini, bisa menjadi sitawa sidingin (penyejuk) bagi almarhum,” ujar Abdul Hadi.
Sementara itu, Ketua Dewan Tanfizh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Padangpariaman, Usman Fond, menjelaskan, antara Nahdaltul Ulama dengan PKB tidak bisa dipisahkan. Soalnya yang mendirikan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) adalah ulama Nahdlatul Ulama, termasuk Gus Dur.
Pimpinan Pondok Pesantren Nurul Yaqin Ambung Kapur, Ali Basar Tk. St. Sinaro, mengatakan, selama kepemimpinan Gus Dur, banyak membawa dampak terhadap kepentingan bangsa dan umat Islam. Semasa hidupnya, ada yang menilai Gus Dur, pemimpin nyeleneh. Tapi terhadap ide-ide yang dilontarkannya, ada yang tidak memahami.
“Setelah beliau meninggal, semua orang mengenang akan jasa-jasa dan kebaikan Gus Dur. Banyak yang meminta agar Gus Dur dijadikan sebagai pahlawan nasional dan bapak bangsa,” tukuk Ali Basar.
Tahlillan dipimpin Ketua PC Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Padangpariaman Ahmad Damanhuri Tuanku Mudo. Jema’ah yang ikut Tahlillan, ada dari Kecamatan Sungai Limau, Kecamatan Lubuk Alung, Kecamatan Enam Lingkung, Padang Sago dan Kecamatan VII Koto. (arm)