Daerah

Warga Kampung di Jombang Masih Butuh Santri Magang

Rabu, 8 Agustus 2018 | 15:00 WIB

Warga Kampung di Jombang Masih Butuh Santri Magang

Ayu Rahmawati tinggal di kampung pelosok ajarkan agama

Jombang, NU Online
Diantara tanda manusia baik adalah bermanfaat untuk orang banyak dan salah satu indikasinya suka berbagi ilmu pengetahuan. Hal ini juga yang dilakukan oleh Nita Ayu Rahmawati dengan merelakan masa mudanya disibukkan dengan mengajar Al-Qur’an di desa.

Setiap sore, dara 22 tahun ini punya jadwal khusus yaitu mengajar baca-tulis Al-Qur’an di Desa Pakel, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Tidak hanya itu, terkadang ia juga mengajarkan seni qira’ah kepada warga desa setempat.

“Qira’ah dipakai hampir pada setiap acara, tapi tak semua orang bisa dan sedikit yang mau mengajarkannya,” jelasnya, Rabu (9/8).

Gadis yang akrab disapa Ayu ini mengatakan, selama mengajarkan Al-Qur’an di Desa bisa dilakukan karena menjalankan tugas sebagai peserta KKN dari Unwaha Jombang di desa tersebut.

Dalam proses membumikan Al-Quran, Ayu tak hanya fokus pada satu tempat. Hal ini supaya dapat memuat lebih banyak peserta. "Pesertanya sangat antusias mengikuti seni qiro’ah hari ini. Sehingga lumayan banyak yang mengikuti kegiatan ini," tambah Ayu.

Ditanya alasan mau mengajarkan Al-Qur'an di desa pakel, Ayu menjelaskan karena menjalankan amanat dari guru selama di pesantren dulu. Saat itu guru berpesan untuk tidak berhenti mengajar dalam keadaan apapun.

“Saya dari Desa Plabuhan, Kecamatan Plandaan, Kabupaten Jombang, jaraknya ratusan kilometer dari sini. Selama di sini saya tinggal di rumah warga. Pengabdian masyarakat karena pesan guru saya tak boleh berhenti belajar dan mengajar,” ujarnya.

Ke depan Ayu berharap pesantren yang ada di Jombang hendaknya mau mengirim para santrinya untuk mengabdi di masyarakat. Karena masih banyak Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPQ) di desa-desa yang membutuhkan, terutama guru qira’ah.

“Dulu kiai-kiai pesantren sering mengirim santrinya untuk mengabdi di desa sampai bertahun-tahun lamanya setelah dinyatakan siap. Sekarang sudah jarang ada gerakan seperti itu. Semoga ke depan digalakkan lagi. Apalagi di Jombang ada ribuan pesantren, seumpama kirim satu perwakilan setiap pesantren sudah lumayan untuk mengatasi kekurangan guru di desa,” pungkas Ayu. (Syarif Abdurrahman/Muiz)


Terkait