Daerah

UNU Yogyakarta Luncurkan Gerakan Berkebun

Ahad, 2 Desember 2018 | 11:30 WIB

Yogyakarta, NU Online
Semakin berkurangnya lahan bercocok tanam dan ketidaksesuaian hasil yang didapat dari bertani menjadi alasan Universitas Nahdlatul Ulama Yogyakarta melaksanakan workshop dan launching UNU Berkebun On Campus. Acara ini diselenggarakan di aula kampus setempat beberapa waktu berselang.

Acara ini merupakan kerja sama antara UNU Yogyakarta dengan Jogja Berkebun yaitu komunitas yang bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berkebun dengan konsep sederhana. Bahwasannya berkebun tidak memerlukan lahan luas.

“Jika sedang suntuk karena memikirkan naskah yang belum selesai, maka yang saya lakukan adalah mengambil selang dan menyirami tanaman,” kata Purwo Santoso selaku Rektor UNU Yogyakarta, Ahad (2/12).

Profesor Purwo menyampaikan bahwa kegiatan berkebun banyak implikasinya. Seperti  menimbulkan rasa nyaman di kampus sehingga menjadikan kegiatan lebih produktif.

“Saya berharap mahasiswa UNU Yogyakarta dapat memperdayakan lahan kampus yang ada,” harapnya. 

Sehingga kampus yang dikenal sebagai kampus hijau, tidak hanya hijau luarnya tetapi hijau dari dalam. “Dengan terciptanya taman taman yang asri di lingkungan kampus,” tambah Guru Besar Universitas Gajah Mada Yogyakarta ini.

Pada kegiatan tersebut menghadirkan Risky yang juga pegiat hydroponik. Menurutnya, sayuran yang ditanam dengan metode ini akan terhindar dari bahaya pestisida, sehingga kualitas yang dihasilkan lebih baik

Juga waktu panen yang biasnya diperlukan selama 30 hingga 35 hari dapat dipangkas menjadi lebih singkat yaitu sekitar 15 sampai  20 hari,” jelasnya. 

Kelebihan lain sistem hydroponic tidak memerlukan lahan luas, selasar rumah dan lahan sempit sejenisnya dapat di berdayakan. “Dan juga alat yang digunakan tak perlu mewah, alat seperti botol air mineral juga dapat digunakan dalam metode berkebun ini,” jelasnya.

Pada workshop tersebut, Risky memperkenalkan salah satu kegiatan komunitas yang berdiri dari tahun 2013 lalu yaitu Trip Jogja Berkebun. Kegiatan mengunjungi secara langsung ke lahan para petani. “Dengan maksud agar kita dapat melihat dan belajar bercocok tanam secara langsung dan juga mempertemukan kita sebagai konsumen ke petani secara tatap muka,” terangnya. Karena pada praktiknya para petani biasanya menjual sayuran ke para tengkulak dengan harga murah, dan konsumen mendapat harga sayuran lebih tinggi, lanjutnya.

Workshop dihadiri mahasiswa UNU dari berbagai program studi khususnya jurusan agribisnis. Juga dimeriahkan musik keroncong dari Pondok Putra Nurul Ummah, Kota Gede sehingga suasana lebih asyik. (Bambang Arianto/Ibnu Nawawi)


Terkait