Daerah

Unik, Pecinta Gus Dur Menikah Plus Halal Bihalal

Ahad, 1 Juli 2018 | 22:00 WIB

Jombang, NU Online
Gusdurian asal Jombang ini punya hal unik untuk merayakan hari pernikahannya. Adalah pasangan Muliasari Kartikawati-Erwin Oktavianus Bagaring yang memasukkan acara halal bi halal dalam agenda pernikahan mereka. Lia adalah alumnus Kelas Pemikiran Gus Dur I di Jombang. 

Acara pernikahan, syukuran dan halal bi halal ini dilaksanakan di Hotel Netral Jalam RE Martadinata, Jombang, Sabtu (30/6). 

Perhelatan perkawinan mereka berdua dilakukan di bawah gereja protestan GKI. Mereka berdua juga dengan baik hati menyediakan sesi khusus bagi teman-teman Gusdurian lokal untuk berkumpul dan bersilaturahim. Sesi ini terbuka bagi siapa saja sejak pukul 11.00-14.00 WIB.

"Saya berterima kasih puluhan masyarakat lintas agama, etnis dan gender menghadiri halal bi halal di Hotel Netral. Teman-teman memang memanfaatkan momentum lebaran untuk mempererat ikatan persaudaraan. Penting  bagi kita untuk membangun sikap toleransi antarelemen di kota santri," jelasnya.

Lia mengatakan sangat bahagia berada di tengah para pecinta Gus Dur yang cinta damai dan toleransi. Semua layaknya keluarga dan saling menghormati tanpa melihat dari suku dan agama apa berasal.  Karena membangun Indonesia butuh banyak tenaga dan pemikiran.

"Dengan kumpul begini kita menemukan saudara baru, ide baru dan semangat membangun indonesia dalam keberagaman. Tak ada yang tahu dimana kita akan dilahirkan dan memeluk agama apa. Itu ketentuan dari Tuhan dan kita tak punya hak untuk protes. Jadi mari kita nikmati anugerah dari Tuhan dengan menebarkan kasih dan sayang," beber Lia.

Hal yang sama juga disampaikan Pdt. Soetrisno. Pria yang juga sekretaris umum Gereja Kristen Indonesia (GKI) Jawa Timur ini meyakini forum seperti ini akan semakin memperkokoh relasi kebhinekaan di Jombang. 

"Jika melihat keguyuban ini, rasanya adem sekali Indonesia. Tidak panas lagi dan betah," ungkapnya di hadapan peserta.

Acara tersebut juga dihadiri kepala sekolah SD Kristen Petra dan MI Islamiyyah Plosogenuk Perak. Kedua sekolah tersebut selama ini terlibat program mandiri "sister school" yang bertujuan menyemaikan toleransi di kalangan siswa-siswi. 

Setelah anak didiknya ikut acara keberagaman di Klenteng Gudo saat Ramadlan, Ia mengaku mendapat respon positif dari beberapa madrasah untuk terlibat dalam kegiatan Gusdurian.

"Kami bersyukur diikutsertakan dalam acara-acara lintas agama selama ini. Bagi kami ini sangat bermanfaat bagi anak didik," pungkas M. Nadlir, kepala sekolah madrasah Islamiyyah. (Syarif Abdurrahman/Abdullah Alawi)


Terkait