Daerah

Tokoh Tua GP Ansor Hadiri Harlah

Senin, 2 Mei 2005 | 03:16 WIB

Mojokerto, NU Online
Hari Lahir (Harlah) Gerakan Pemuda (GP) Ansor ke-71 Kota Mojokerto, yang selenggarakan di alun-alun Kota Mojokerto, Ahad (1/5) kemarin, juga dihadiri oleh tokoh tua GP Ansor Mojokerto KH Drs Mahfudz Barnawi. Tokoh yang sudah berusia ke 77 tahun ini meminta GP Ansor tidak menyimpang dari garis perjuangan orang-orang dahulu.

Menurutnya, GP Ansor harus tetap memegang teguh terhadap adat-istiadat orang Nahldatul Ulama (NU), baik itu dari pola penanaman moralitas kader maupun perjuangan yang dihadapi. “Itu harus dilakukan bersama-sama untuk mewujudkan perjuangan bangsa, guna kemaslahatan umat,” kata Mahfudz, tokoh GP Ansor yang lahir pada 31 Desember 1928.

<>

Ia menjelaskan, selama ini banyak pemuda NU yang sudah mulai meninggalkan kultur dan tradisi NU yang terdahulu. “Dulu banyak kader GP Ansor setelah menjabat, rata-rata mereka menjadi tokoh masyarakat dan banyak yang menjadi ABRI. Padahal menggunakan sistem pandu, atau yang sekarang ini seperti Pramuka,” kata Mahfudz.

Sementara, Ketua Pimpinan GP Ansor Kota Mojokerto, Syaifuddin Annafaby Sag, mengatakan, GP Ansor merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Nahdlatul Ulama ( NU ), yang telah disahkan resmi sebagai Badan Otonom (Banom) NU pada Muktamar ke-9 di Banyuwangi tahun 1934. “Meskipun demikian, keberadaannya hingga kini masih terjaga dengan baik,” kata Syaifuddin.

Menurutnya, eksistensi GP Ansor juga terbukti mampu memposisikan dan berperan secara elegan, baik dalam kapasitasnya sebagai abdi dan pengawal ulama NU. “Terlebih lagi perannya dalam mengawal proses dinamika kelahiran nation–state building hingga masa–masa mengisi kemerdekan, bahkan pada era pembangunan bangsa Indonesia ini,” kata Syaifuddin.

Realitas ini cukup menjadi fakta historis terhadap eksistensi GP Ansor yang mampu menempatkan diri sekaligus menyikapi berbagai perubahan dan tantangan zaman yang selalu datang silih berganti. “Ini disebabkan posisi strategis GP Ansor yang melekat pada dirinya,” jelas Syaifuddin yang juga anggota FKB itu.

Ia mengatakan, selama ini GP Ansor juga selalu menjaga hubungan ke dalam dengan NU maupun ke luar dengan stake holder lainnya. “Ini semua untuk mewujudkan dan meningkatkan interaksi sosial Ansor yang lebih intensif dengan berbagai berbagai tokoh masyarakat,” jelas Syaifuddin.

Harlah yang dimulai pukul 06.00 pagi itu, dihadiri ribuan warga nahdliyin dan pelajar dalam naungan Lembaga Pendidikan (LP) Maarif, serta beberapa masyarakat, juga dilakukan jalan santai. “Karena kegiatan ini, merupakan wujud pengabdian GP Ansor terhadap masyarakat. Maka bagaimanapun kita harus melibatkan masyarakat,” Kata Ali Bawazir, Ketua Panitia Harlah. (dm/van)


Terkait