Daerah

Tiga Ujian Allah Tingkatkan Takwa

Senin, 6 Agustus 2018 | 16:45 WIB

Bogor, NU Online
Kabar duka datang dari Lombok, NTB dan sekitarnya. Pada Ahad (5/8) kemarin mereka diuji dengan adanya musibah gempa. Ribuan rumah tinggal dan gedung instansi pemerintah dan swasta dikabarkan hancur lebur. Ratusan korban meninggal dunia dan terluka.

Wakil Sekretaris Lembaga Takmir Masjid (LTM) PCNU Kabupaten Bogor, Jawa Barat,  H Abdul Hadi Hasan pada Senin (6/8) bersama santrinya mengadakan doa bersama untuk warga terdampak gempa Lombok. Doa bersama berlangsung di Majelis Taklim Al Ittihad Al Islami Annahdliyah Citayam, Bojonggede, Kabupaten Bogor.

Pada kesempatan tersebut ustadz muda yang akrab dipanggil Kang Hadi, mengutip sebuah firman Allah swt dalam Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 155-156. “Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar. (Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata, Inna lillahi wa Inna ilaihi raajiun.'"

Menurut Kang Hadi, jika mengkaji ayat tersebut, akan dipahami bahwa Allah swt memberi tiga jenis ujian bagi hamba-Nya. Ujian pertama, Allah memberikan rasa takut.

"Setiap insan, apa pun agama, suku dan rasnya pasti memiliki rasa takut. Rasa takut itu tidak bisa diganggu gugat dan bagian dari fitrah insaniah. Ketakutan ada sebagai mesin penggerak yang akan menarik seseorang pada sebuah kekuatan pelindung Yang Maha Kuasa dan Maha Bijaksana," papar Kang Hadi.

Ujian kedua, lanjutnya, Allah swt mewarnai kehidupan setiap insan di dunia ini dengan kelaparan. Rasa lapar dan haus sebuah kenikmatan yang selalu bersamaan, hal itu ada agar insan ingat dengan kondisi selainnya dan memahami kebutuhan ruhiyahnya.

"Kita ketahui lapar pada kondisi tertentu kadang menjadi bagian yang sakral, yaitu saat insan memasuki bulan suci ramadhan dan menyelami ibadah puasa dengan totalitas penghambaan," tambahnya.

Sedangkan ujian ketiga, Allah swt memberikan beragam kekurangan baik dari segi harta, nyawa dan kenikmatan lainnya. Kekurangan terwujud demi meminimalisir rasa kesombongan insan yang selalu menginginkan segala hal.

"Dengan kekurangan, insan dapat menundukan nafsu dan dirinya sehingga akan menjadi peminta-minta hanya kepada Yang Maha Kaya dan Maha Pemberi Reseki," kata Kang Hadi.

Ia menegaskan semua ujian dan cobaan itu ada sesungguhnya demi meningkatkan keimanan dan ketakwaan setiap insan kepada Allah. "Ingat, keduanya dapat diraih dengan tunduk patuh kepada arahan dan bimbingan alim ulama, bilkhusus kiai Nahdlatul Ulama," pungkasnya. (Red: Kendi Setiawan)


Terkait