Daerah

Tidak Beriman Tidak Wajib Puasa

Ahad, 20 Mei 2018 | 09:00 WIB

Tidak Beriman Tidak Wajib Puasa

KH Saikuddin Rohman

Blitar, NU Online
Puasa Ramadhan itu hanya diwajibkann bagi orang yang beriman. Seperti yang diperintahkan oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an Surat Al Baqarah (2) 183) yang artinya.

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa,” ujar KH Saikuddin Rohman saat kajian subuh Ahlussunah Wal Jamaah di Masjid Al-Musthofa Bakung Udanawu Blitar, Ahad (20/5).

Jadi, yang diwajibkan puasa oleh Allah SWT adalah hamba-hamba yang beriman yakni semua muslim dan muslimat yang udah baligh (dewasa), berakal, dalam keadaan sehat, dan dalam keadaan mukim (tidak melakukan safar/perjalanan jauh). 

“Orang yang tidak beriman, tidak diwajibkan puasa, termasuk yang beragama lain," katanya.

Selain pengajian subuh, Masjid Al-Musthofa juga menyelenggarakan pengajian selama bulan Ramadhan setiap habis shalat Ashar dan subuh yang diasuh oleh Kiai Imam Mahrus yang juga alumni Pesantren Lirboyo Kediri. 

Setelah ashar diperuntukkan bagi kalangan muda seperti IPNU, Ansor, IPPNU dan Fatayat NU yang dilanjutkan buka bersama. Sementara Kajian Subuh diperuntukkan bagi jamaah Muslimat dan NU. Pada kajian perdana Ahad pagi diikuti ratusan orang jamaah dari berbagai daerah di Blitar dan sekitarnya.

"Dengan berpuasa terwujudlah hakekat taqwa. Bagaimana tidak, sedangkan orang yang berpuasa menjauhi segala hal yang dapat membatalkan puasanya karena taat kepada Allah dan menjauhi larangan-Nya, dengan ini terwujudlah taqwa. Karena ia menaati perintah Allah berupa puasa, dan menjauhi larangan Nya yang berupa pembatal–pembatal puasa," tandasnya.

Alumni Pesantren Lirboyo Kediri ini menyampaikan pula sebuah hadits qudsi Rasulullah SAW bersabda :Allah ta’ala berfirman Setiap amalan anak Adam adalah untuk dirinya sendiri, dan setiap kebaikan akan dilipat gandakan sepuluh kali lipat kecuali puasa, karena puasa itu adalah untuk-Ku dan Aku sendirilah yang akan membalasnya, ia meninggalkan syahwat, makanan, dan minumnya hanya karena untuk-Ku

Orang yang berpuasa memiliki dua kebahagiaan : bahagia ketika ia berbuka, dan bahagia ketika ia bertemu dengan Rabb-nya, dan sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum dari bau misk. Hadits ini juga diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim.

Tidak hanya itu, kata Kiai Saikuddin, orang yang gemar berpuasa akan terhindar dari adzab neraka. Dalam hadits lain Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :  Barangsiapa yang berpuasa satu hari fi sabilillah, maka Allah akan menjauhkan wajahnya dari neraka sejauh 70 tahun ( perjalanan ). Karena Begitu banyaknya keutamaan di bulan ramadhan.

Bulan Ramadhan, lanjut Kiai Syaikuddin bisa dikatakan bulan ibadah dan bulan amal kebaikan. Sebagaimana Rasulullah SAW sampaikan, apabila telah memasuki sepuluh malam terakhir, beliau mengencangkan sarungnya untuk beribadah dan beliau membangunkan keluarganya untuk menghidupkan malam hari dengan ibadah.

“Dari beberapa keutamaan yang telah disebutkan di atas, jelaslah bagi kita mengapa Allah mewajibkan puasa di bulan Ramadhan yang tentunya tidak seperti pada bulan  bulan lainnya," jelasnya. (Imam Kusnin Ahmad/Muiz)


Terkait