Jember, NU Online
Pengurus Cabang (PC) LAZISNU Jember terus memberikan manfaat bagi umat. Setiap bulan, bertepatan dengan laitul ijtima’ yang biasa digelar setiap Selasa Kliwon, PC LAZISNU memberikan santunan bagi anak-anak yatim. Mereka dijemput ke rumah masing-masing untuk menerima santunan di aula kantor PCNU Jember, tempat berlangsungnya lailatul ijtima’ itu.
“Sejak awal LAZISNU berdiri, kami rutin memberikan santunan untuk anak-anak yatim,” ucap Ketua PC LAZISNU Jember, H Sanusi Mochtar Fadilah usai menyerahkan santunan, Selasa (9/7).
Selain itu, secara temporal PC LAZISNU juga memberikan bantuan kepada warga yang membutuhkan, misalnya sepeda gunung untuk anak sekolah, bantuan modal untuk pedagang kaki lima dan sebagainya.
“Bantuan akan terus kami berikan secara transparan sebagai bentuk pertanggung jawaban pengurus kepada para muzakki (pemberi zakat),” tambahnya.
Karena itu, H Sanusi berharap agar para pengurus MWCNU dan Ranting NU untuk tetap istiqamah, bergerak menggali potensi zakat, sedekah dan infak yang ada di daerah masing-masing. Dikatakannya, potensi zakat di kalangan pengurus maupun Ranting NU sesungguhnya cukup besar, namun lemahnya koordinasi membuat penggalian dana zakat tidak optimal.
“Karenanya, saya sekali lagi mengimbau agar kita semua, pengurus, MWCNU, warga NU tetap semangat untuk bekerja demi membantu saudara kita yang membutuhkan,” harapnya.
Menurutnya, di awal-awal pembentukan LAZISNU, semangat para pengurus memang menggebu-begu, apalagi saat itu ada gerakan zakat secara vertikal (struktural) sehingga semuanya berjalan lancar-lancar saja. Namun seiring perjalanan waktu, terjadi sedikit penurunan semangat dalam menarik dan membayar zakat, sedekah dan infak.
“Meski pengaruhnya kecil tapi ini perlu diwaspadai agar kita semua tetap semangat,” jelasnya.
Ia menambahkan, kewajiban zakat 2,5 persen, sesungguhnya sangat sedikit. Meskipun sedikit tapi ketika warga sudah lemah semangatnya, maka jumlah itu terasa berat di kantong. Padahal 2,5 persen itulah harta manusia yang sesungguhnya, karena itulah yang akan dibawa mati.
“Jadi punya harta segunungpun, yang dibawa mati, ya yang disedekahkan, zakat dan sebagainya,” pungkasnya. (Aryudi AR)