Jember, NU Online
Menyesuaikan antara tema dan latar belakang pendidikan audiens merupakan hal pokok dalam strategi penyampaian dakwah. Sebab, tanpa mensinkronkan keduanya, pesan-pesan dakwah sulit diterima oleh hadirin.
<>
Demikian dikemukakan Siti Habibah dalam seminar memperingati Harlah ke-63 Fatayat NU dan Hari Kartini yang ke-13 di aula MWCNU Ambulu, Ahad (21/4).
Menurut Habibah, selain mensinkronkan antara tema dan latar belakang audiens, perlu juga dipilih tema-tema aktual sebagai bumbu dakwah.
“Bumbu-bumbu dakwah itu penting agar audiens bersemangat dan materi dakwah tidak monoton,” tukasnya.
Ketua Anak Cabang Fatayat NU Ambulu itu menambahkan, konteks dakwah itu sangat luas. Dakwah tidak selalu identik dengan ajakan shalat, bayar zakat dan sebagainya. Namun demikian, yang namanya dakwah intinya adalah mengajak kepada kebaikan.
“Ya intinya amar ma’ruf nahi mungkar walaupun bisa jadi temanya soal politk misalnya,” urai Habibah.
Selain Habibah, hadir juga koordiantor Da’i Fatayat NU Ambulu, Nyai Siti Aisyah Masdib. Ia membahas soal perlunya membangun keluarga sakinah. Meski tidak ada hubungannya dengan dakwah namun peserta cukup khidmat menyimak pemaparan Siti Aisyah.
“Untuk menjadi da’i yang baik, perlu dukungan keluarga sakinah,“ kata Siti Aisyah.
Seminar dengan tema “Esensi dan Strategi Dakwah Fatayat NU di era Global” itu sendiri dihadiri oleh 100 orang lebih. Mereka berasal dari utusan 15 anak ranting Fatayat NU Ambulu. Ketua MWCNU Ambulu, Sutikno dan sejumlah kiai, juga mengisi kursi deretan depan.
Menurut ketua panitia, Uzainatul Latifah, bahwa peserta seminar kali ini diprioritaskan untuk calon-calon da’i dari Fatayat.
“Jadi ini semacam pembekalan untuk terjun di masyarakat,” ucapnya.
Redaktur : Mukafi Niam
Kontributor: Aryudi A Razaq