Daerah

Tarung Bebas di Pesantren Zaha Genggong Libatkan Para Pendekar Se-Jatim

Senin, 2 Mei 2016 | 16:02 WIB

Probolinggo, NU Online
Pengurus Komisariat Pagar Nusa NU Pesantren Zainul Hasan (Zaha) Genggong Kecamatan Pajarakan Kabupaten Probolinggo, menggelar tarung bebas, Sabtu (30/4) malam. Perhelatan yang digelar di area P5 Pesantren Zaha Genggong ini disambut antusias masyarakat. Tak ayal lokasi ini dibanjiri masyarakat yang ingin menyaksikan pertarungan seru.

Tarung bebas ini diramaikan oleh para petarung dari berbagai daerah di Jawa Timur mulai dari Malang, Kediri, Blitar, Bondowoso, dan Banyuwangi. Tidak ketinggalan pula ada pesilat dari negeri jiran, Johor, Malaysia. Tarung bebas ini mengambil jargon “Di atas lawan di bawah kawan”.

Even tahunan ini diawali dengan atraksi para pendekar sepuh. Misalnya dari Genggong ada pelatih Gasmi Genggong H Faisol, Fathur Rozak dari perguruan Macan Tutul Dringu, dan pelatih Pagar Nusa Kediri Latif. Sedangkan dari Malaysia ada Datuk Zamslik.

Perhelatan tarung bebas ini dihadiri oleh Ketua Pagar Nusa NU Jawa Timur H Abdul Manan, Bupati Situbondo H Dadang Wigiarto, Wakil Wali Kota Pasuruan Raharto Teno Prasetyo serta seluruh ulama’ dan pendekar dalam dan luar Probolinggo.

Ketua Komisariat Pagar Nusa NU Pesantren Zainul Hasan Genggong Moh Haris Damanhuri mengatakan, tarung bebas ini merupakan salah satu tradisi para leluhur pendekar Pagar Nusa sejak sebelum masa kemerdekaan. “Di mana tujuan adalah sebagai ajang silaturahmi pendekar Nusantara,” katanya.

Sementara Ketua Pagar Nusa Jawa Timur Abdul Manan menyambut baik kegiatan tarung bebas dengan melibatkan beberapa perguruan di Jawa Timur ini. Hanya saja para petarung diminta untuk senantiasa menjaga sportifitas seperti diamanahkan almarhum Gus Maksum, baik sebelum maupun sesudah pertandingan.

“Di atas lawan di bawah kawan. Ini hanyalah ajang silaturahmi antarpesilat yang ada di Jawa Timur. Sehingga jangan sampai ada dendam setelah pertandingan berakhir,” katanya.

Para petarung bebas memukul lawannya memakai cara apapun dengan tangan kosong. Mereka bisa memukul bagian tubuh lawan kecuali daerah kemaluan. Setiap petarung akan menjalani pertarungan selama 5 hingga 10 menit dengan dipimpin oleh seorang wasit.

Dalam tarung bebas ini juga digelar lomba foto on the spot. Lomba foto ini diikuti oleh 84 fotografer amatir dan profesional di Jawa Timur. Dari lomba tersebut, juara 1 diraih Hengky K.P dari Gresik, juara 2 diraih Rendra Kurniawan dari Lumajang dan juara 3 diraih Usman dari Jember. Sementara juara favorit diraih oleh Febrian dari Lumajang dan Rosyid dari Pesantren Zainul Hasan Genggong. (Syamsul Akbar/Alhafiz K)


Terkait