Ada yang berbeda pada acara pembukaan Konferwil Ke-XV GP Ansor DIY yang diselenggarakan di Asrama Haji, Ahad (19/2). Di akhir acara pembukaan, para peserta Konferwil disuguhi pertunjukan tarian soreng Banser dari Padepokan Wargo Budoyo Magelang.
Tarian yang dilakukan oleh sekitar 20-an orang terdiri atas orang dewasa, remaja, dan anak-anak itu ikut meramaikan acara pembukaan Konferwil Ke-XV tahun ini.
Pimpinan Padepokan Wargo Budoyo Riyadi mengatakan, tarian soreng Banser diciptakan untuk menjelaskan bahwa Banser itu kultural dan merakyat.
“Jadi Banser itu kultural. Kalau di tempat saya, Banser itu bukan hanya milik NU saja, tapi sudah seperti milik orang banyak. Milik semua orang. Kalau ada acara apa saja, pasti Banser datang mengamankan,” tegas Riyadi saat ditemui NU Online usai anggotanya tampil di panggung Konferwil.
Ia mengatakan, sebagian besar anggota Padepokan Wargo Budoyo merupakan anggota Banser. Padepokan itu didirikan oleh Riyadi pada tahun 2000.
“Sejak didirikan, anggota padepokan ini sudah tampil di berbagai daerah, di Jakarta, Lombok, Surabaya dan kampus-kampus. Bahkan di istana juga pernah. Tapi kalau yang tarian soreng Banser ini baru tampil dua kali karena baru dikonsep,” tandas Riyadi. (Nur Rokhim/Alhafiz K)