Yogyakarta, NU Online
Aksi vandalisme di makam Ki Ageng Prawiro Purbo, cucu Sultan Hamengku Buwono VI, yang terjadi pada 18 September 2013 lalu, hingga kini masih menyedot perhatian dan keprihatinan beragam pihak.
<>
Warga masyarakat yang masih terusik dengan kejadian tersebut, menggelar acara “Dzikir Salifin; mengenang, meneladani, dan mendoakan leluhur”, pada di Pesarean Ki Ageng Prawiro Purbo, Jl. Kusumanegara, Umbulharjo, Yogyakarta, Ahad (13/10) siang.
Hadir sebagai pengisi acara, Emha Ainun Najib (Cak Nun), dan Ahmad Fuad Efendy (Cak Fuad) yang merupakan pengasuh Pengajian Padhang Mbulan Jombang. Turut hadir pula Grup Macapatan Rumah Budaya EAN, dan Geguritan Bambang Nursinggih.
Acara tersebut didahului dengan pembacaan macapat dan geguritan yang dipimpin oleh Romo Manu.
Cak Nun dalam kesempatan itu lebih menyorot dua hal. Pertama, latar belakang munculnya aksi tersebut. Menurut Cak Nun, aksi vandalisme itu mungkin terjadi karena berangkat dari adanya dzan atau prasangka pada diri pelaku, bahwa di makam tersebut terdapat perilaku syirik. “Padahal yang mengerti kita ini syirik, atau kafir, atau Islam, itu adalah diri kita sendiri dan Allah, bukan orang lain,” tegasnya.
Bukan Cak Nun namanya jika tanpa guyonan. “Saya husnudzon saja, orang yang merusak itu takut kita masuk neraka, tapi pesan saya jangan hanya khawatirkan orang-orang yang masuk kuburan saja, tolong juga khawatirkan orang-orang yang masuk mall, Amplaz, karena mereka adalah orang yang mendewakan materi. Jadi setelah ini saya anjurkan semua orang untuk berprasangka, biar semua tempat dihancurkan, termasuk gedung DPR,” ujarnya yang segera disambut gelak tawa hadirin.
Cak Nun tak henti-hentinya untuk selalu mengajak masyarakat agar selalu belajar dan tidak mudah menuduh. “Nggak usah nuduh-nuduh dulu, kita belajar saja bareng-bareng,” tandasnya.
Hal kedua yang disoroti Cak Nun adalah tentang tindakan pemerintah. Cak Nun mengungkapkan, bahwa jika ada fasilitas umum yang dirusak, baik itu ada hubungannya dengan agama atau tidak, pemerintah harus ikut bertanggungjawab.
Menurutnya, pemerintah seharusnya bertindak tegas, karena jika tidak, berarti seakan-akan malah melegalisasi tindakan perusakan seperti itu. “Kita semua berharap semoga pelaku segera ditagkap,” imbuhnya. (Dwi Khoirotun Nisa’/Abdullah Alawi)