Probolinggo, NU Online
Kesehatan para abang becak menjadi perhatian serius Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) Nurul Jadid Paiton Kabupaten Probolinggo. Akhirnya Stikes tersebut membentuk Komunitas Becak Sehat.
<>
Dengan membentuk Komunitas Becak Sehat, Stikes yang beralamat di Kecamatan Paiton Kabupaten Probolinggo itu ingin memberdayakan kesehatan bagi tukang becak di wilayahnya.
Meski baru dibentuk pada awal 2013, Komunitas Becak Sehat telah diikuti 70 abang becak di Kecamatan Paiton. Dalam Komunitas Becak Sehat itu, para abang becak bisa menyampaikan keluhan kesehatannya pada setiap pertemuan yang digelar setiap tanggal 15 setiap bulan.
“Sejauh ini, para abang becak biasanya menyampaikan penyakit yang sering dialaminya. Yakni stroke, diabetes dan darah tinggi,” ujar Ketua Stikes Nurul Jadid Paiton Hefny Razaq kepada NU Online, Jum’at (10/5).
Ra Hefniy, panggilan karib Hefniy Razaq mengatakan, setelah para abang becak menyampaikan keluhannya, baru pihaknya bersama para dokter, mahasiswa Stikes mempresentasikan tema yang disampaikan para abang becak itu.
“Di luar kegiatan itu, para abang becak yang sudah terdaftar dalam Komunitas Becak Sehat bisa konsultasi kesehatan dan diberikan vitamin secara gratis di Mini Hospital Stikes Nurul Jadid Paiton,” jelasnya.
“Selain itu, bisa konsultasi gratis dan untuk pengobatan dipotong 30 persen di Balai Pengobatan Azzainiyah Pesantren Nurul Jadid,” lanjut pria lulusan S-2 UIN Malang itu.
Ra Hefniy menambahkan, selain kegiatan tersebut, pihaknya juga telah menyiapkan program bedah rumah dan lomba rumah sehat bagi para Komunitas Becak Sehat yang didirikan Stikes Nurul Jadid, Paiton itu. Dalam program itu, pihaknya akan melakukan bedah rumah dan melombakan bagaimana rumah yang sehat.
Dalam lomba itu, yang menjadi penilaian diantaranya, keberadaan sanitasi, tempat sampah dan penataan rumah. “Yang dinilai bukan karena rumahnya bagus, tetapi kebersihan dan kesehatanya,” jelas pria yang akan menyelesaikan studi S-3 di UIN Malang itu.
Kata Ra Hefniy, Komunitas Becak Sehat itu dibentuk karena ingin berbagi dengan tukang becak agar sehat, tukang becak bisa tertib, secara jiwa bisa meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT.
“Dan sebagai sekolah tinggi ilmu kesehatan, Stikes Nurul Jadid ingin memberikan kontribusi kesehatan bagi masyarakat khususnya para tukang becak,” terangnya.
Keberadaan Komunitas Becak Sehat di wilayah Stikes Nurul Jadid, disambut positif mahasiswa Stikes Nurul Jadid. Menurutnya, komunitas itu bisa meningkatkan kepedulian dirinya bersama mahasiswa yang lain untuk peduli kepada sesama.
“Kami bisa menerapkan apa yang sudah diperoleh di Stikes. Juga ilmu yang kami peroleh bisa kami manfaatkan,” ujar Tubagus salah satu mahasiswa asal Banyuwangi.
Sementara itu, dr Maharani yang bertugas di Mini Hospital dan Balai Pengobatan Azzainiyah Pondok Pesantren Nurul Jadid menjelaskan, rata-rata keluhan penyakit para abang becak yang sudah memeriksakan kesehatannya, di antaranya batuk, darah tinggi, diabetes, linu dan cekot-cekot badannya.
“Kalau sudah darah tinggi, kami berikan anti hipertensi dan apabila cekot-cekot kami kasih vitamin,” jelas dokter asal Surabaya itu.
Redaktur : Mukafi Niam
Kontributor : Syamsul Akbar