Daerah

Sosialisasikan Adab Ziarah, Masyarakat Jombang Lakukan Long March

Selasa, 13 November 2018 | 01:00 WIB

Sosialisasikan Adab Ziarah, Masyarakat Jombang Lakukan Long March

Long march santri Jombang

Jombang, NU Online
Ratusan umat Islam yang tergabung dalam Masyarakat Jombang Peduli Ulama (MJPU) melakukan long march dan nyekar bersama ke makam tokoh Nahdlatul Ulama (NU) KH Bisri Syansuri di Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar, Jombang, Jawa Timur.

Ziarah ini dilakukan dengan cara long march dari Ringin Contong atau titik nol Kabupaten Jombang dan finish Pesantren Mambaul Ma'arif Denanyar. Ringin Contong yang ada di Jalan KH Wahid Hasyim nomor 1 ini ditetapkan oleh Pemerintah Jombang sebagai acuan titik nol jarak antar wilayah di Kabupaten Jombang maupun antar kota dengan pusat kota santri ini.

Koordinator lapangan nyekar bersama ke makam Kiai Bisri Faiz Al Muntaqobat mengatakan, tujuan ziarah ini untuk melestarikan budaya baik Islam dan mensosialisasikan tata cara ziarah makam ulama kepada masyarakat. Agar tidak terjadi hal yang tidak pantas saat ziarah, terutama makam Kiai Bisri, pendiri Pesantren Denanyar.

"Mari mengutamakan menghormati keyakinan masyarakat, ziarah kubur ulama bagi sebagian masyarakat adalah sesuatu yang bisa mengingat ke kematian. Apalagi itu ziarah ke makam Kiai Bisri, ulama besar Nahdlatul Ulama. Ziarah juga ada tata kramanya, tidak asal-asalan atau ngawur. Kami ingin sosialisasikan tata krama ziarah yang baik ke masyarakat," jelasnya, Senin (12/11).

Dikatakan, salah satu adab yang harus dijaga saat ziarah ke makam ulama yaitu tidak melangkahi kuburan tersebut. Karena di dalam tanah itu masih ada tulang sang ulama. Adab lain yaitu tidak berteriak-teriak saat ziarah dan melepas alas kaki saat mendekati makam ulama. Selanjutnya, saat di makam dianjurkan memperbanyak bacaan ayat Al-Qur'an, dzikir, Istighfar, dan tahmid.

"Kita menyakini KH Bisri adalah ulama besar dari Jombang, sehingga perlu ada pengajaran tata krama ketika ziarah ke makamnya. Ini perlu, biar jadi pelajaran semua orang. Karena sebagian orang tidak tahu dan terkesan ngawur. Bahaya kalau yang menyalahi tata krama itu adalah tokoh publik, maka bisa membuat sakit hati pengikut Kiai Bisri dan santri Denanyar," tambah pria yang akrab disapa Gus Faiz ini.

Gus Faiz juga mengingatkan kepada seluruh masyarakat yang hendak ziarah untuk memperhatikan adab dan tata krama saat ziarah makam ulama. Ia mengibaratkan ziarah ke makam ulama seakan-akan bertamu ke rumah ulama tersebut. Oleh karenanya, bagi yang tidak paham tata krama berziarah ke makam ulama harus belajar dan cari tahu.

Pesan ini, menurut Faiz juga ditujukan kepada elit politik yang ada di Indonesia. Dan adab tersebut juga berlaku bagi semua makam ulama di manapun berada. Seperti makam KH Hasyim Asy'ari, KH Abdul Wahab Hasbullah, KH Wahid Hasyim, dan KH Abdurrahman Wahid.

"Pesan ini saya tujukan kepada semua kalangan, baik dari elit politik, santri, pengusaha dan masyarakat umum untuk belajar adab ziarah ke makam ulama kalau tidak tahu. Ini penting buat disampaikan, karena di tahun politik kegiatan ziarah ke makam ulama meningkat tajam," tandas Gus Faiz. (Syarif Abdurrahman/Muiz)


Terkait