Jember, NU Online
Keberadaan Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS) sebenarnya tidak begitu bahaya bagi umat beragama, khususnya Nahdlatul Ulama. Sebab, pencegahan ISIS sudah ditangani pemerintah.
Sehingga hampir dipastikan ISIS tidak menemukan ruang untuk bergerak.
<>"Karena ISIS disamakan dengan teroris, bahkan katanya lebih bahaya dari pada teroris, pasti pemerintah sudah mengatisipasi sedemikain rupa untuk menjamin rasa aman bagi warganya," ungkap Ketua PCNU Jember, KH Abdullah Syamsul Arifin kepada NU Online usai rapat di kantor NU Jember, kemarin (24/5).
Ia menambahkan, dalam pencegahan ISIS, pemerintah pasti selalu memantau pergerakan organisasi bentukan Abu Bakar al-Baghdadi itu, sehingga umat Islam tidak perlu terlalu khawatir dengan pergerakan ISIS. "Saya kira Densus 88 sudah menunaikan tugasnya dengan baik. Nyatanya, beberapa pentolan ISIS Indonesia sudah ditangkap. ISIS sudah menjadi musuh kita bersama," jelasnya.
Menurut Gus A'ab, sapaan akrabnya, justru yang sangat berbahaya adalah kelompok yang suka mengkafirkan orang lain yang tidak sefaham dengan ajaran mereka. Itu berbahaya lantaran sepak terjang mereka bisa menjadi pemicu munculnya konflik horisontal yang berbau SARA.
Dikatakannya, kelompok-kelompok itu sudah resmi berdiri di Indonesia, yang didukung dengan pendanaan yang cukup kuat dari luar negeri. "Orang tahlilan dianggap bid'ah, orang nyekar ke kuburan dituding syirik, kafir. Itu kalau massa akar rumput NU yang tidak sabaran, 'kan bisa ribut dibilang kafir," jelasnya. (Aryudi A. Razaq/Abdullah Alawi)