Daerah

Setiap Hari Santri Nurul Iman Parung Khatamkan Al-Qur'an

Kamis, 26 Agustus 2010 | 04:02 WIB

Bogor, NU Online
Suasana sepanjang Ramadhan di Pondok Pesantren Al-'Asriyah Nurul Iman Kabupaten Bogor selalu semarak dan menggeliat, karena setiap hari banyak santri yang mengkhatamkan Al-Quran 30 juz penuh.

Pengasuh Pesantren Al-'Asriyan Nurul Iman, Habib Saggaf bin Mahdi, Kamis kepada NU Online di Bogor mengatakan, khatam Al-Quran tersebut merupakan inisiatif dari masing-masing santri.<>

"Sebagian santri hafal al-Qur'an. Kami memang menganjurkan setiap santri agar selalu menghafal al-Qur'an, sehingga saat lulus dapat menjadi hafidh atau oarng yang hafal Al-Qur'an," ujar Habib Saggaf bin Mahdi.

Berbeda dengan kebanyakan pesantren lainnya di Bogor yang baru meliburkan kegiatan belajar pada minggu ketiga Ramadhan, Pesantren Al-'Asriyah Nurul Iman memilih meliburkan santri sejak 26 Sya'ban atau empat hari menjelang tibanya Ramadhan.

Pesantren Al-'Asriyah Nurul Iman dihuni 18 ribu santri baik putra maupun putri yang datang dari berbagai penjuru Indonesia.

Kendati kegiatan belajar diliburkan, namun jumlah santri yang memilih puasa di pesantren yang pernah dijadikan lokasi Muktamar Luar Biasa (MLB) PKB Gus Dur tersebut terbilang masih banyak yaitu mencapai 1.200 orang.

Menurut Habib Saqqaf, para santri yang memilih puasa di pesantren serta telah hafal Al-Qur'an setiap hari mengkhatamkan Al-Qur'an minimal satu kali.

Selain menjadi wahana mengkhatamkan Al-Quran, Ramadhan bagi santri Nurul Iman dijadikan momentum untuk menghafal Al-Qur'an bagi mereka yang tengah menghafalnya.

Pondok Pesantren Al-'Asriyah Nurul Iman terletak di Desa Warujaya, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Pesantren Al-'Asriyah Nurul Iman berdiri di atas areal seluas 185 hektar. Selain terdiri dari asrama santri, gedung sekolah, universitas dan berbagai sarana pendukung kegiatan belajar, pesantren tersebut memiliki lahan pertanian, perkebunan dan kolam perikanan yang dijadikan sebagai pusat pengembangan agribisnis.

Pengembangan agribisnis menjadi faktor penting sebagai modal untuk pemutaran roda organisasi pesantren serta untuk menutupi kebutuhan 18.000 santri, karena penyelenggaraan belajar baik di sekolah maupun pesantren tidak dipungut biaya sama sekali alias gratis. (hir)


Terkait